TEMPO.CO, Jakarta -Tawuran kerap terjadi di Jalan Dr. Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan. Salah seorang warga setempat, Waldi Amar, 24 tahun, telah menyaksikan tawuran di tempat itu sejak awal tahun 2000-an.
"Tawuran di Saharjo itu sudah ada dari saya kecil. Dari dulu sudah sering tawuran," tutur Waldi kepada Tempo, Rabu, 6 Februari 2019.
Baca : Tahun Baru Imlek Dicederai Tawuran di Saharjo dan Pasar Rumput
Waldi bercerita sekitar tahun 2005 lalu atap rumahnya yang berada di Jalan Baturaya, Minangkabau, Jakarta Selatan, terkena lemparan botol molotov yang digunakan oleh kelompok yang tengah bertengkar. Botol itu pecah, namun untungnya, kata Waldi, api tak sempat berkobar.
Mahasiswa Universitas Telkom Bandung itu menjelaskan, warga setempat bahkan membangun pagar tepat di depan pintu masuk gang perumahan mereka. Tujuannya agar para pelaku tawuran tak kabur ke area pemukiman warga. "Setiap malam pagar itu ditutup. Kalau dulu soalnya tawurannya lebih ekstrem," tutur dia.
Waldi tak tau persis apa penyebab tawuran. Namun, yang ia ketahui tawuran antar warga biasanya dipicu oleh perebutan lahan parkir, berebut menjadi penjaga jalanan putar balik, atau bahkan dendam yang sudah turun-temurun antara warga kampung satu dengan yang lainnya.
Sebagai warga sekitar, pemuda itu mengaku resah lantaran daerah tempat tinggalnya sering dipakai sebagai arena tawuran. Ia khawatir akan ada orang-orang tak bersalah yang menjadi korban dalam aksi tersebut. "Takut kalau ada keluarga saya yang lagi pulang lewat situ kena (jadi korban tawuran)," tutur dia.
Tawuran di Jalan Saharjo baru saja terjadi kemarin, Selasa, 5 Februari 2019.
Simak juga :
Tawuran di Pasar Rumput, Halte Transjakarta Dirusak Massa
Kepala Kepolisian Sektor Tebet Komisaris Eko Mulyadi mengatakan tawuran terjadi sekitar pukul 17.00 WIB dan berlangsung sekitar 10 menit.
Eko menjelaskan, dua kelompok yang terlibat tawuran itu adalah Kelompok Jalan Manggis dengan Jalan Sawo, Tebet, Jakarta Selatan. Polisi akhirnya menggunakan gas air mata untuk membubarkan kelompok warga yang berjumlah sekitar 200 orang. "Anggota dibantu oleh Kelompok Sadar Kamtibmas," tutur Eko.