TEMPO.CO, Jakarta - Aksi anggota geng motor yang menjurus perilaku sadisme semakin meresahkan warga. Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Hengki Haryadi mengatakan terdapat puluhan geng motor di wilayahnya.
"Dari 25 geng motor yang kami deteksi ada di wilayah Jakarta Barat, kami sudah menangkap delapan di antaranya," kata Hengki di kantornya, Selasa, 19 Februari 2019.
Baca: Belasan Anggota Geng Motor Dipajang Polisi di Ruang Publik
Hengki menjelaskan anggota dari 8 geng motor yang sudah ditangkap meliputi dua pengungkapan kasus penganiayaan. Pertama, kasus penganiayaan oleh geng motor yang menewaskan Adam Ilham di Jalan Tanah Sereal Raya, Tambora, Jakarta Barat pada 20 Januari 2019 dan penganiayaan terhadap Ahmad Al Fandri di Tanjung Duren, Jakarta Barat pada 5 Februari 2019.
Polisi disebut telah menangkap 12 pelaku dalam kasus penganiayaan di Tambora. Sedangkan kasus di Tanjung Duren, 14 tersangka ditangkap.
Hengki mengatakan para pelaku tergolong anak di bawah umur. "Bahkan di Tanjung Duren, empat pelaku merupakan pelajar SMP," kata dia.
Baca: 14 Anggota Geng Motor Ditangkap Karena Aniaya Remaja Hingga Tewas
Hengki mengatakan para anggota geng motor sanggup melakukan penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa diduga karena efek dari obat-obatan. Hampir seluruh pelaku, kata dia, memakai atau obat daftar G seperti Tramadol sebelum beraksi. "Sehingga hilang rasa takutnya, empatinya, dan memiliki semangat berlebihan, dan akhirnya menimbulkan korban," ujarnya.
Menurut Hengki, para anggota geng motor juga memiliki privat grup di media sosial. Melalui grup itu pula, para anggota geng motor membahas aksinya.
Di dalam grup itu, kata Hengki, akan diserukan ajakan untuk mengajak tawuran geng motor lain. Jika tidak bertemu lawan, maka siapa pun yang ditemui di jalan bakal menjadi korban. "Maka dua kasus itu, korban tidak tahu apa-apa, yang satu sedang isi bensin, yang satu sedang beli makanan tetapi menjadi korban meninggal dunia dan barangnya di ambil," kata Hengki.