TEMPO.CO, Bogor - Polisi mengungkap sejumlah alasan kenapa penyelidikan pembunuhan siswi SMK Bogor, Andriana Yubelia Noven, 17 tahun, belum mencatat kemajuan. Padahal pembunuhan telah terjadi 8 Januari 2019 lalu dan terekam kamera CCTV pula.
Baca berita sebelumnya:
Pembunuhan Siswi SMK Bogor, Banyak Saksi Tutup Mulut?
Polisi mengeluhkan minimnya keterangan yang bisa digali dari puluhan saksi yang telah dipanggil untuk menjalani pemeriksaan. "Sebagian besar saksi yang diperiksa penyidik terkesan tutup mulut saat ditanya seputar korban," kata Kapolsek Bogor Timur, Komisaris Marsudi Widodo, Rabu 20 Februari 2019.
Minimnya keterangan saksi berkombinasi dengan tiadanya saksi mata saat pembunuhan terjadi. Adapun gambar rekaman kamera CCTV disebutkannya tidak jelas. Penyidik, kata Marsudi, kini bergantung kepada alat milik FBI yang ingin dipinjam untuk memperjelas gambar tersebut.
Andriana Yubelia Noven Cahya, siswi SMK Baranangsiang Bogor, Kelas XII Busana, Kota Bogor, Selasa, 8 Januari 2019. Polresta Bogor
Kabar pelibatan alat milik FBI itu diungkap Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto. Polda akan berkirim surat ke Mabes Polri untuk rencananya itu. "Dimungkinkan Amerika punya alat itu, sehingga kita tidak berandai-andai dan bisa mengutamakan digital forensik," kata Agung saat ditemui saat peryaan Cap Go Meh, Selasa malam 19 Februari 2019.
Baca berita sebelumnya:
Pembunuhan Siswi SMK Bogor Tak Terungkap, Polisi Minta Bantuan FBI
Andriana adalah siswi Kelas XII SMK Baranangsiang Bogor. Andriana tewas setelah ditikam seorang pria yang telah menungguinya di sebuah gang dekat rumah kosnya di Jalan Riau, Bogor Timur, sore sepulang sekolah.
Dugaan pelaku sempat disematkan kepada mantan teman dekat Andriana di Bandung namun kemudian polisi membebaskannya. Hingga berita ini dibuat, sebanyak 28 orang sudah pernah dimintai keterangannya terkait pembunuhan Andriana.