TEMPO.CO, Jakarta -Polisi telah menerima laporan dari Satria Kusuma, jurnalis kanal 20detik.com yang mengalami penganiayaan dan intimidasi dalam acara Munajat 212 kemarin malam, Kamis, 21 Februari 2019.
Kepala Sub Bagian Humas Kepolisian Resor Jakarta Pusat Ajun Komisaris Purwadi laporan diterima pada Jumat dini hari, 23 Februari 2019 sekitar pukul 00.15 WIB.
Baca : Selepas Munajat 212, Ma'ruf Amin Tegur MUI DKI Jakarta
Laporan itu tertuang dalam surat bernomor 358/K/II/2019/RESTRO JAKPUS. "Pelaku masih dalam penyelidikan," kata Purwadi saat dikonfirmasi wartawan.
Satria melaporkan perkara tentang bersama-sama di muka umum melakukan kekerasan terhadap orang atau barang. Adapun pasal yang dikenakan adalah Pasal 170 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
Pemimpin Redaksi Detik.com Alfito Deannova mengutuk keras kekerasan terhadap jurnalis dan upaya menghalangi peliputan yang jelas melanggar Undang-Undang Pers. Terutama, pada Pasal 4 tentang kemerdekaan pers.
Dalam rilis yang telah dimuat di portal Detik.com itu dijelaskan, kejadian bermula saat terjadi kericuhan yang posisinya di dekat pintu keluar VIP, arah bundaran patung Arjuna Wiwaha sekitar pukul 20.30. Diduga, saat itu ada copet yang tertangkap.
Satria yang sehari-hari bertugas di kanal video 20detik.com langsung mengabadikan momentum itu dengan kamera ponsel. Satria tidak sendirian. Saat itu ada wartawan lain yang juga merekam peristiwa tersebut. "Pada saat merekam video itulah Satria dipiting dan kedua tangannya dipegangi," kata Alfito.
Alfito melanjutkan, massa meminta Satria menghapus video yang sudah direkamnya. Karena dipaksa dan jumlah orang yang berkerumun semakin banyak, Satria akhirnya setuju rekaman video itu dihapus.
Satria lalu dibawa ke ruangan VIP mereka. Di dalam tenda tersebut, intimidasi terus berlanjut. Adu mulut terjadi lagi saat mereka meminta ID card Satria buat difoto. Tapi Satria bertahan, memilih sekadar menunjukkan ID card dan tanpa bisa difoto.
Simak pula :
Wartawan Diintimidasi di Munajat 212, Ini Kata Novel Bamukmin
Alfito berujar, dalam ruangan yang dikerumuni belasan atau mungkin puluhan orang berpakaian putih-putih tersebut, Satria juga sempat dipukul dan diminta berjongkok.
Satria dilepas setelah diajak berdiskusi dengan salah satu dari mereka, yang mengaku sebagai pihak keamanan malam Munajat 212 dan mereka kebetulan sesama orang Bogor.
ADAM PRIREZA | M YUSUF MANURUNG