TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta memprioritaskan pemasangan drainase vertikal sedang di Jakarta Utara mencegah penurunan permukaan tanah.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI, Ricki Marojahan Mulia, mengasumsikan wilayah di Ibu Kota ini berpotensi terjadi penurunan permukaan tanah, tak terkecuali Jakarta Utara.
Baca : DKI Bangun 33 Drainase Vertikal Cegah Penurunan Permukaan Tanah
"Kita cari yang memang mungkin kita perlu di situ untuk mencegah supaya jangan terjadi penurunan tanah. Mungkin daerah-daerah yang memang kita anggap sudah kritis ya," kata Ricki saat dihubungi, Sabtu, 23 Februari 2019.
Ricki menyebut, sebenarnya drainase vertikal sedang direncanakan dipasang di setiap wilayah Jakarta. Sebab, dugaannya bahwa setiap wilayah Ibu Kota berpotensi terjadi penurunan permukaan tanah.
"Kan kita dataran ini cekungan dari tiga muka air tanah, yakni Jawa Barat, Banten, dan Jakarta sendiri," ujar Ricki.
Dia berharap proses lelang berlangsung April 2019. Hal itu mengingat target pembangunan drainase vertikal sedang dimulai Mei 2019.
Drainase vertikal sedang difungsikan untuk mengairi lapisan batuan bumi yang bagian bawahnya terdapat campuran lumpur atau pasir dan air. Menurut Ricki, air yang kerap diambil dari lapisan batuan itu bakal menyebabkan lumpur mengering.
Simak juga :
Tangani Penurunan Permukaan Tanah, DKI Jakarta Gandeng Jepang
Lama-lama, lanjut dia, permukaan tanah berpotensi menjadi cekung. Hal inilah yang menyebabkan penurunan permukaan tanah. Drainase vertikal sedang dengan kedalaman 30-40 meter dibuat untuk mencegah penurunan tanah itu.
Pemerintah DKI juga merencanakan pembangunan 1.333 drainase vertikal dangkal di kantor pemerintahan. Sumur resapan dengan kedalaman lima meter ini berfungsi menyerap genangan air hujan ke dalam tanah.