TEMPO.CO, Jakarta - Kerugian dari kebakaran kapal di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah. Kerugian cukup besar karena banyak kapal besar di pelabuhan itu yang terbakar.
Baca berita sebelumnya:
Kebakaran Kapal di Muara Baru Berhasil Dipadamkan Setelah 14 Jam
"Kapal yang terbakar saja harganya dari Rp 1 sampai 7 miliar," kata Kepala Seksi Sektor Suku Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara, Putut Jantoko, saat ditemui di Pelabuhan Muara Baru, Minggu dinihari, 24 Februari 2019.
Petugas Pemadam Kebakaran masih berusaha memadamkan api di puluhan kapal yang terbakar di Pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu dinihari, 24 Februari 2019. Tempo/Imam Hamdi
Seluruhnya ada 18 kapal yang terbakar sepanjang Sabtu sore, malam hingga Minggu subuh itu. Jumlah pemadam yang dikerahkan sebanyak 21 unit mobil dan 115 petugas. Api yang berkobar sejak Sabtu Pukul 15 WIB itu baru benar-benar bisa dipadamkan Minggu Pukul 05.30 WIB.
Baca:
Satu Petugas Pingsan Saat Padamkan Kebakaran Kapal di Muara Baru
Menurut Putut, hampir seluruh bagian kapal hangus dalam kebakaran yang diwarnai suara-suara ledakan tersebut. "Kapalnya terbuat dari kayu dan hampir seluruh tangki kapal yang terbakar berisi penuh bahan bakar solar," ujarnya.
Ia menjelaskan kapal yang terbakar sebagian besar merupakan unit yang siap untuk berlayar. Selain tangki terisi penuh solar, juga banyak bahan bakar cadangan yang disimpan dalam drum di atas kapal. "Itu yang menyebabkan api mudah sekali merambat dan membesar," ucapnya.
Sejumlah kapal nelayan terbakar di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Sabtu, 23 Februari 2019. Belum diketahui ada tidaknya korban akibat kejadian ini. ANTARA/Hafidz Mubarak A
Baca berita sebelumnya:
Kebakaran Kapal di Muara Baru, Belasan Hangus Berawal dari Sini
Putut mengatakan saat proses pemadaman ledakan sering terjadi dari setiap kapal. Selain itu, api cepat menjalar dan membesar karena angin bertiup kencang. Bahkan, banyak kapal yang bergeser sendiri tertiup angin dan menyebabkan api menjalar ke kapal lain di sekitarnya.
"Kapal terbakar pertama berada di tengah. Jadi yang di pinggir cepat sekali ikut terbakar karena terbawa angin," kata Putut menuturkan.