TEMPO.CO, Jakarta - Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) Apartemen Lavande akhirnya menjawab sejumlah tudingan dan keluhan dari para penghuni yang sempat disampaikan juga kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Salah satunya terkait iuran pengelolaan lingkungan atau IPL yang naik tiga kali dalam setahun.
Ketua Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) Apartemen Lavande Hardi Putra Purba membenarkan adanya kenaikan iuran IPL bertingkat dalam setahun. "Benar terjadi pada 2016. IPL kami naik Rp 3-4 ribu," kata Hardi saat ditemui Tempo di kantornya, Jalan Tebet Dalam II D, Jakarta Selatan, Senin, 25 Februari 2019.
Baca: Setelah Dikecam Anies, Ini Janji Pengurus Apartemen Lavande
Namun, Hardi menolak tudingan warga bahwa kenaikan IPL itu sepihak. Menurut dia, kenaikan tarif sudah dibahas dalam rapat umum tahunan atau ruta 2015. Bahkan, ia menyebut warga yang meminta iuran tersebut naik bertahap.
Sebab, menurut Hardi, warga merasa keberatan bila iuran mereka langsung naik hingga Rp 4 ribu pada periode pertama tahun 2016 pembayaran IPL dilakukan. Diketahui, pembayaran IPL dilakukan tiga bulan sekali dengan sistem akumulasi.
Pengumuman kenaikan IPL itu disiarkan oleh pengurus P3SRS pada Desember 2015. Dalam selebaran pemberitahuan yang diterima Tempo, termaktub sejumlah alasan yang melatari sebab pengurus P3SRS menaikkan tarif IPL.
Baca: Cerita Saat Air dan Listrik Warga Apartemen Lavande Diputus
Pertama, lantaran adanya kenaikan upah minimum provinsi atau UMP DKI Jakarta sebesar 15 persen selama 2 tahun terakhir. Kedua, adanya inflasi turut menjadi pertimbangan. Alasan lain ialah kenaikan tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak. Pengurus P3SRS juga menyebut rencana mereka mengecat ulang gedung apartemen.
Menurut isi selebaran tersebut, kenaikan IPL terjadi pada Januari, April dan Juli. Pada Januari 2016, tarif IPL yang diberlakukan pengurus sebesar Rp 17 ribu per meter persegi.
Jumlah itu terdiri atas Rp 16 ribu iuran IPL dan Rp 1.000 iuran sinking fund atau SF. Sedangkan pada periode April, IPL penghuni naik menjadi Rp 18 ribu dan pada Juli kembali naik menjadi Rp 20 ribu per meter persegi.
Baca: Cerita Penghuni Apartemen Lavande Protes Iuran Bulanan Naik Terus
Seorang warga, AN, yang ditemui di salah satu restoran di Tebet pada Kamis, 21 Februari lalu, mengatakan warga menolak adanya kenaikan IPL yang bertingkat-tingkat lantaran pengurus tak menggamblangkan rincian rencana anggaran tahun 2016 tersebut beserta laporan keuangan tahun sebelumnya.
Untuk hal tersebuut, Hardi berdalih alasan warga tak berdasar. Sebab, menurut dia, siapa pun boleh melihat anggaran dasar rumah tangga atau AD/ART dan laporan keuangan yang telah diaudit. "Mereka yang minta LK (laporan keuangan) itu sudah empat kali datang melihat laporan," ujarnya.
Selain itu, Hardi mengatakan saat penentuan kenaikan IPL 2016, ia belum menjabat sebagai ketua P3SRS Apartemen Lavande. Dalam selebaran pengumuman kenaikan IPL, pada tahun itu, Hardi menjabat sebagai Pengawas II.