TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadikan momentum kebakaran kapal di Muara Baru, Jakarta Utara, sebagai evaluasi tenaga pemadam kebakaran di atas air. Menurut dia, selama ini pihaknya hanya fokus menambah kekuatan pemadam kebakaran di darat.
"Ini pelajaran, kami perlu menambah lebih banyak kekuatan untuk memadamkan di air, karena kekuatan kami mayoritas memadamkan untuk kasus-kasus di gedung dan di daratan," kata Anies di Monas, Jakarta Pusat, Senin, 25 Februari 2019.
Baca: Kebakaran Kapal di Muara Baru, Warga Kumpulkan Sisa Solar di Laut
Pada insiden kebakaran Sabtu lalu, kata Anies, pihaknya sudah mengerahkan seluruh tim dari Dinas Pemadam Kebakaran untuk memadamkan api. Namun, menurut dia, memadamkan api di atas kapal memiliki tantangan. Selain unit pemadam yang digunakan diperuntukkan di darat, bahan bakar kapal yang tumpah menambah kesulitan.
"Ini sekaligus pelajaran supaya kita berhati-hati sekali ketika menyangkut kegiatan berisiko kebakaran, apalagi di tempat yang punya muatan bahan bakar cukup tinggi," kata Anies.
Baca: Kebakaran Kapal di Muara Baru, Alasan KKP Tak Beri Ganti Rugi
Sepanjang Sabtu sore hingga Ahad subuh kemarin, kebakaran hebat melanda puluhan kapal di Pelabuhan Muara Baru. Sebanyak 21 unit mobil pemadam dan 115 petugas dari Damkar Jakarta Timur dan Jakarta Barat berusaha menjinakan si jago merah. Api yang berkobar sejak Sabtu, 23 Februari pukul 15.00 WIB itu baru benar-benar bisa dipadamkan Ahad, 24 Februari lalu sekitar pukul 05.30 WIB.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan insiden itu menghanguskan 34 kapal. Argo menyebut pihaknya masih melakukan penyelidikan ihwal penyebab kebakaran kapal di Muara Baru yang diduga karena percikan api dari las. "Kami periksa dari anak buah kapal, kapten, pemilik, dan regulator Syahbandar Pelabuhan Muara Baru," ujarnya.