TEMPO.CO, Jakarta -Mantan Manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indriyani memberikan pengakuan usai membongkar kasus dugaan mafia bola.
Lasmi mengaku dirinya banyak menerima intimidasi usai mengungkap dugaan praktek mafia bola dalam bentuk pengaturan skor.
Baca : Pengaturan Skor di Final Piala AFF, 3 Pemain Diperiksa Satgas
Lasmi menduga intimidasi itu ditujukan agar ia berhenti berbicara soal praktik mafia bola. Ia pun telah mengadukan hal tersebut ke Satuan Tugas Antimafia Sepak Bola Polri.
"Intinya saya banyak diintimidasi untuk saya berhenti berbicara. Ada beberapa teror," tutur dia di Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Rabu, 27 Februari 2019.
Lasmi mengatakan tak tau menau ihwal sosok yang kerap mengintimidasinya. Ia menyebut intimidasi datang setelah menjadi narasumber dalam acara Mata Najwa yang berjudul "PSSI Bisa Apa Jilid 2: Klub Liga Tiga Setor Rp 1,3 Miliar untuk Naik Kasta."
Dalam acara tersebut, Lasmi bersama ayahnya, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono berbicara soal dugaan praktik mafia bola pada tingkatan Liga Tiga Indonesia. "Mungkin lewat intimidasi mereka berharap saya mencabut kasus ini," tutur Lasmi.
Lasmi sebelumnya melaporkan dugaan pengaturan skor dalam laga Persibara melawan PS Pasuruan ke Satgas Antimafia Bola. Hingga saat ini, Satgas telah menetapkan 16 tersangka. Mereka adalah Pelaksana Tugas Ketua Umum PSSI Joko Driyono, anggota Komisi Eksekutif PSSI Johar Lin Eng, Komisi Disiplin PSSI Dwi Irianto alias Mbah Putih, serta mantan anggota Komisi Eksekutir PSSI Hidayat.
Kemudian, pemilik klub PSMP Mojokerto Vigit Waluyo, koordinator wasit berinisial ML, bekas Komisi Wasit Priyanto alias Mbah Pri dan anaknya Anik, dan Wasit Nurul Safarid.
Simak pula :
Tersanga Baru Kasus Pengaturan Skor Diumumkan, Ini Perannya?
Selain itu, perangkat pertandingan Persibara Banjarnegara vs PS Pasuruan, meliputi CH(wasit cadangan), DS (pengawas pertandingan), P (asisten wasit), dan MR (asisten wasit 2). Berikutnya, Muhammad Mardani alias Dani, Musmuliadi alias Mus (seorang pesuruh di PT Persija), dan Abdul Gofar, yakni pesuruh di PSSI.
Dari 16 tersangka dugaan mafia bola tersebut, baru enam orang yang berkasnya sudah dilimpahkan oleh Satgas Antimafia Sepak Bola ke kejaksaan. Mereka adalah Johar Lin Eng, Komisi Dwi Irianto alias Mbah Putih, Vigit Waluyo, koordinator wasit berinisial ML, Priyanto alias Mbah Pri dan anaknya Anik, serta wasit Nurul Safarid.