TEMPO.CO, Jakarta - Pengemudi taksi online Grab Car, Anjar Mujiono, membenarkan pernah menurunkan penumpang sebelum sampai tujuan pada Sabtu sore, 23 Februari lalu. Namun, Anjar menegaskan tindakannya bukan atas alasan perbedaan pilihan capres. "Karena demi keselamatan penumpang," ujarnya saat dihubungi, Kamis 28 Februari 2019.
Baca berita sebelumnya:
Viral Usir Penumpang Beda Pilihan Capres, Sopir Grab: Itu Fitnah
Ia menuturkan kejadian itu bermula saat dirinya mendapat penumpang dari Plaza Festival, Jakarta Pusat, ke dua tujuan yakni Apartemen Maple Park, Kemayoran, dan Halte UNJ Rawamangun. Saat itu posisinya sedang parkir di Apartemen Rasuna Said. "Seperti biasa, langsung saya jemput," kata Anjar yang mengemudikan mobil jenis Dahatsu Ayla itu.
Menurut dia, saat itu keadaan jalan cukup padat. Ia pun mencari jalan yang lebih lancar lewat samping MMC Kuningan, tetapi tetap macet. Setelah menjemput penumpang sekitar pukul 16.50 WIB, Anjar langsung menanyakan rute jalan yang ingin ditempuh. Tapi penumpang itu, kata Anjar, menjawab, "Terserah masnya saja."
Sejumlah driver taksi online individu se-Jabodetabek menyampaikan aspirasi di depan gedung Lippo Kuningan, Jakarta, 10 September 2018. Aksi tersebut menuntut aplikator Grab menghentikan eksploitasi terhadap pengemudi online. Tempo/Fakhri Hermansyah
Akhirnya, Anjar membuka aplikasi penunjuk jalan dari telepon genggamnya. Saat itu, aplikasi menunjukan jalan melewati Epicentrum, Halimun, Cikini dan lewat Stasiun Gambir, untuk mengarah ke Apartemen Maple Park.
Berita sebelumnya:
Viral, Sopir Grab Usir Penumpang karena Beda Pilihan Capres
Di tengah perjalanan, kata dia, penumpang menghubungi anaknya. Anjar mendengar tentang jadwal pertandingan di kampus UNJ, Rawamangun, sementara titik keberangkatan dari Apartemen Maple Park. Dari sambungan telepon yang didengar Anjar, jadwal pertandingan Pukul 17.30 dan si penumpang mulai gelisah. "Sambil ngomel terus."
Penumpang itu lalu memaksanya untuk ngebut di jalanan yang cukup macet. Namun, Anjar tidak mengikuti permintaan itu karena khawatir kecelakaan. Karena penumpang terus memaksa, Anjar pun memutuskan menurunkannya di Halte Gambir, Jakarta Pusat. "Saya suruh turun dan order grab yang lain."