TEMPO,CO, Jakarta – Forum Betawi Rempug (FBR) kecewa dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang hingga saat ini belum menyempurnakan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelesatrian Kebudayaan Betawi dengan suatu peraturan gubernur. Pergub tersebut dapat memfasilitasi pelesatrian kebudayaan Betawi.
Baca: Menjelang Debat Cawapres, Sandiaga Minta Saran Anies Baswedan
"Sampai hari ini dia (Anies) tidak pernah sentuh," kata Ketua Umum FBR Luthfi Hakim, Sabtu, 2 Maret 2019. Ia mengatakan, Perda tidak akan maksimal dijalankan bila tidak ada aturan pendukungnya berupa Pergub dari Anies.
Luthfi mengklaim FBR memiliki andil atas kemenangan pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno dalam Pilkada 2017. Salah satunya adalah dengan menghadirkan 4.820 saksi di bawah naungan Timses Anies-Sandi.
Selain itu, Luthfi mengatakan bahwa Anies juga telah dianugerahi gelar Abang Betawi. Pemberian gelar itu diharapkan dapat membuat Anies berkomitmen melestarikan budaya Betawi. Namun, sampai saat ini Luthfi menyebut bahwa Anies tidak peduli. "Masak, Betawi harus geruduk Balai Kota?" ujar dia.
Luthfi berharap, opsi untuk mengerahkan massa ke kantor gubernur tersebut tidak perlu terjadi. Maka dia berharap Anies sadar dengan sendirinya untuk mempercepat pembuatan Pergub. "Kita ingin dia punya kesadaran sendiri," kata dia.
Baca: Orang Betawi Asli Tinggal 3 Juta, Begini Kata Anies Baswedan
Luthfi menambahkan, sikap Anies tersebut membuat seolah FBR seperti daun salam yang dibuang setelah suatu makanan selesai dimasak. Selain kecewa dengan Anies Baswedan, FBR juga kecewa dengan sikap pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tidak mensosialisasikan calon wakil gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno kepada mereka.