TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) DKI Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sakhir Purnomo menjelaskan pihaknya tengah mengintensifkan sosialisasi dua calon wakil gubernur atau cawagub DKI Jakarta dari PKS. Hal ini menyusul adanya penolakan dari salah satu organisasi masyarakat (Ormas), yakni Forum Betawi Rempug atau FBR.
Baca juga: PKS Sebut Anies Baswedan Serahkan Nama Cawagub DKI ke DPRD Besok
"Silaturahim dan komunikasi Cawagub DKI dengan berbagai kalangan terus dijalin. Selain itu, cawagub juga cukup intensif bersosialisasi dengan masyarakat melalui berbagai momentum," ujar Sakhir saat dihubungi Tempo pada Ahad, 3 Maret 2019.
Selain kepada masyarakat, Sakhir menuturkan kedua kadernya itu juga terus menjalin silaturahmi dan komunikasi dengan fraksi lain di DPRD SKI Jakarta. Sebab, pada akhirnya fraksi di DPRD yang akan memilih salah satu di antara kedua Cawagub DKI itu.
Lima hari lalu, FBR menyatakan ketidaksetujuannya terhadap dua Cawagub DKI dari PKS, yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto. Ormas itu bahkan sampai memasang spanduk penolakan di pagar DPRD Jakarta.
Ketua Umum FBR Luthfi Hakim mengatakan alasan penolakan dua Cawagub DKI dari PKS karena dirinya dan konstituennya tak mengenal dua kader PKS yang bersama Partai Gerindra.
"Iya betul (menolak). Meskipun dia pengganti, kan masyarakat perlu tahu, perlu kenal siapa calon pemimpinnya," kata Luthfi.
Luthfi menuturkan, masyarakat Ibu Kota harus mengenal sosok calon pemimpinnya. Hingga saat ini FBR tak mengenal Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto. "Karena kami belum kenal, jadi saya belum komentar," ujar Luthfi.
Sedangkan budayawan Betawi Yahya Andi Saputra mengatakan sama sekali tidak mempermasalahkan atau keberatan dengan dua nama Cawagub DKI dari PKS.
Menurut Yahya, pihaknya siap menerima cawagub DKI dari partai yang sudah memenuhi syarat konstitusional. "Asalkan dipilih sesusai mekanisme," ujar Yahya saat dihubungi Tempo pada Ahad, 3 Maret 2019.
Baca juga: Budayawan Betawi Tak Masalah Cawagub DKI dari PKS
Yahya justru ingin Ccawagub DKI segera dipilih. Sebab, kata dia, saat ini performa Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta terlihat pincang. “Ia ibaratkan dengan sebutan sengkle (miring sebelah), sehingga memerlukan sosok wakil secepatnya, agar tak terus sengkle,” ujar Yahya.