TEMPO.CO, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono mengatakan polisi akan mengerahkan 25.700 personel untuk pengamanan hari pencoblosan pada 17 April 2019. Pilpres dan Pemilu 2019 untuk memilih presiden dan anggota legislatif akan dilaksanakan serentak pada hari itu.
Baca: Pilkada Serentak, Polisi: Segera Lapor Jika Temukan Politik Uang
Gatot menyebut ribuan polisi itu akan disebar ke beberapa daerah di Jakarta. "Baik pengamanan Tempat Pemungutan Suara maupun yang patroli dan sebagainya," ucap Gatot saat mengunjungi kantor Tempo di Jalan Palmerah Barat, Jakarta Selatan, Senin, 4 Maret 2019.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum, setidaknya ada 7,7 juta warga Jakarta yang terdaftar sebagai pemilih di Pemilu 2019. Jumlah tersebut berasal dari total 267 kelurahan yang ada di Jakarta. Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Ibu Kota terdapat di 29.010 titik.
Polisi akan dibantu 12 ribu personel Tentara Nasional Indonesia dan 120 ribu lebih satuan Perlindungan Masyarakat (Linmas) akan membantu polisi dalam penjagaan di hari pencoblosan. "Nanti dibantu lainnya dari Pemda, Satpol PP, dan lain-lain. Kami bersinergi," tutur dia.
Menurut Gatot, polisi membutuhkan partisipasi dari seluruh unsur masyarakat dalam rangka menjaga keamanan dan kedamaian dalam seluruh pemilu presiden dan anggota legislatif mendatang. Mulai dari proses kampanye, Gatot menyebut polisi telah memiliki langkah-langkah untuk mengantisipasi potensi kerawanan yang muncul.
Baca: Sumarsono: Hari Pencoblosan Pilkada DKI Harus Gembira
Selain menjaga keamanan pada hari pencoblosan, polisi juga telah menggelar Operasi Mantap Brata 2018 sejak penetapan pasangan calon presiden-wakil presiden oleh KPU pada 20 September 2018 lalu. Operasi yang digelar di seluruh satuan kepolisian di Indonesia dan melibatkan lebih dari 300 ribu personel TNI dan Polri itu berlangsung selama 397 hari semenjak hari penetapan.