TEMPO.CO, Jakarta – Wacana penjualan saham bir milik pemerintah DKI Jakarta di PT Delta Djakarta kembali mencuat. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menegaskan rencana penjualan pelepasan saham DKI tersebut.
Anies menilai dividen yang dihasilkan dari saham pemerintah DKI di perusahaan bir itu tak terlalu menguntungkan. "Ya itu lah, nambahnya cuma segitu-segitu juga uangnya. Dana itu jauh lebih bermanfaat bila kami gunakan untuk pembangunan bagi masyarakat," kata dia pada Selasa, 5 Maret lalu.
Baca: Untung-Rugi DKI Jual Saham Bir Delta Djakarta
Anies menyebut dalam setahun, Delta hanya memberikan dividen sebesar Rp 38 miliar. Dari penelusuran Tempo dalam 10 tahun ke belakang, terjadi naik turun penerimaan dividen DKI dari Delta.
Peningkatan pemberian dividen paling tajam terjadi di tahun 2008 menuju 2010. Di 2008, dividen yang PT Delta berikan hanya sebesar Rp 5,885 miliar, tetapi pada 2010 nilainya melesat berkali lipat menjadi Rp 39,938 miliar.
Di tahun selanjutnya, nilai dividen yang Pemprov DKI terima pada 2012 kembali bertambah menjadi Rp 46,244 miliar. Pada 2013 nilai dividen mencapai Rp 48,346 miliar dan pada 2014 naik lagi menjadi Rp 50,448 miliar. Terus meningkatnya jumlah dividen ini membuat Pemprov DKI percaya diri untuk meningkatkan target pendapatan dari dividen PT Delta sebesar Rp 55 miliar pada 2016.
Poster dukungan untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat berlangsungnya aksi tolak saham bir di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta, Jumat, 8 Maret 2019. Pendemo meminta agar Gerindra DKI menyampaikan aspirasinya kepada anggota DPRD DKI lainnya yang menolak melepaskan saham DKI di PT Delta Djakarta. TEMPO/Melgi Anggia
Namun, pada tahun tersebut nilai dividen yang diberikan PT Delta ke Pemprov DKI justru melorot menjadi Rp 37,828 miliar. Hal itu disebabkan terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan yang melarang penjualan minuman beralkohol di minimarket. Merek bir produksi PT Delta seperti Anker, San Miguel, dan Carlsberg segera hilang dari peredaran minimarket.
"Penjualan jadi menurun," kata Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah dan Penanaman Modal DKI Jakarta, Riyadi.
Baca: Sejarah PT Delta Djakarta, Perusahaan Bir Sejak Zaman Belanda
Dua tahun kemudian, nilai dividen yang PT Delta berikan kembali merangkat naik. Pada 2018, tercatat adanya pemasukan sebesar Rp 54,6 miliar dari PT Delta ke kas Pemprov DKI.
Meskipun nilai dividen kembali menanjak, Anies Baswedan tetap berkukuh untuk menjual saham Pemprov DKI di perusahaan bir itu. Anies memperkirakan saat saham bir milik Pemprov DKI di PT Delta dijual, maka pemerintah dapat memperoleh sekitar Rp 1,2 triliun.
Uang sebesar itu, menurut Anies, lebih baik digunakan untuk pembangunan infrastruktur seperti salah satunya akses pipa air bersih untuk masyarakat. "Saya rasa Jakarta lebih butuh air bersih bukan air beralkohol. Itu kebutuhan Jakarta hari ini," kata Anies.
Rencana Anies itu mendapat dukungan dari sejumlah ormas. Pada Jumat, 8 Maret lalu, sejumlah kelompok ormas yang tergabung dalam aksi jual saham bir menggeruduk gedung DPRD DKI Jakarta untuk mendorong anggota dewan segera membahas rencana penjualan saham bir itu.