TEMPO.CO, Bogor – Yakub Agung, 31 tahun, masinis KRL terguling di Bogor, menjalani observasi intensif di Rumah Sakit Salak, Kota Bogor, pasca kecelakaan kereta yang terjadi Minggu pagi 10 Maret 2019. Yakub masuk dalam daftar korban luka 19 orang akibat kecelakaan kereta anjlok dan terguling tersebut.
Baca:
Korban KRL Terguling di Bogor Bertambah, Ini Daftarnya
Humas PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI), Eva Chairunissa, mengatakan bahwa kondisi Yakub sudah sadarkan diri. Eva mengatakan, Yakub mengalami luka ringan. "Tapi masih perlu observasi sampai besok," katanya di lokasi kecelakaan di Kebon Pedes, Bogor, Minggu 10 Maret 2019.
Dokter jaga di RS Salak, Amelina Nurlina, membenarkan sang masinis dalam kondisi stabil. Dia menuturkan tak ditemukan luka terbuka pada Yakub. "Hanya trauma dan beberapa luka lebam tapi tetap kami lakukan observasi untuk memastikan kondisinya,” kata Amel ditemui Tempo di RS Salak.
Kecelakaan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line KA 1722 jurusan Jatinegara-Bogor terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Sejumlah kesaksian menyebut terjadi guncangan sebelum rangkaian kereta terhenti dan beberapa keretanya anjlok dan terguling.
Baca:
KNKT Minta 2 Bulan Selidiki KRL Terguling di Bogor
Diduga kereta tersangkut kabel listrik aliran atas yang menyediakan energi untuk KRL. Satu kereta juga tampak tertimpa tiang penopang aliran listrik itu yang patah. Hingga berita ini ditulis penjelasan resmi perihal sebab KRL terguling di Bogor itu masih sebatas membutuhkan investigasi dan klarifikasi.