TEMPO.CO, Bogor – Tersisa lima orang korban kecelakaan kereta rel listrik (KRL) di Kebon Pedes, Bogor, yang masih bertahan di rumah sakit hingga Minggu malam 10 Maret 2019. Mereka terdiri dari dua penumpang dan tiga lainnya adalah masinis dan petugas KRL.
Baca:
KRL Terguling di Bogor, Penumpang Menumpuk di Stasiun Depok
Juru bicara PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI), Eva Chairunnisa, mengabarkan perkembangan tersebut lewat keterangan tertulis yang dibagikannya malam ini. Eva menulis, kelima korban tersebut sudah masuk ruang rawat inap di RS Salak, Bogor dan RS Suyoto, Jakarta Selatan.
“Yang di Rumah Sakit Salak sebanyak empat orang: masinis, petugas dan seorang penumpang,” kata Eva.
Mereka adalah Lilis Septiani, 23 tahun, penumpang KRL; Yakub Agung (31) masinis KRL; Danang dan Azkia masing masing Petugas PPK KRL. Sedang korban yang dirawat di RS Suyoto adalah Shafa Mutia (18) penumpang KRL.
Baca:
Ini Janji KAI Jika Evakuasi KRL Anjlok Belum Selesai Senin Pagi
“Para korban tidak mengalami luka serius, hanya saja masih dilakukan observasi oleh petugas rumah sakit bersama tim kesehatan PT. KAI,” kata Eva menambahkan.
Sebelumnya, sebanyak 19 orang terdata menjadi korban luka akibat kecelakaan KRL Minggu pagi. Mereka rata-rata berasal dari kereta yang terguling di bagian depan rangkaian KRL KA 1722. Rangkaian kereta itu anjlok tak lama setelah melalui perlintasan di Kebon Pedes arah Stasiun Bogor.
Baca:
Sudah Siuman, Begini Kondisi Masinis KRL Terguling di Bogor
Diduga KRL anjlok dan bahkan terguling karena tersangkut kabel listrik aliran atas. Satu tiang penyangga kabel itu sampai patah dan menimpa satu kereta. Namun investigasi resmi masih dilakukan.