TEMPO.CO, Jakarta - Pakar tata kota, Nirwono Joga, menyarankan PT MRT membangun fasilitas park and ride di seluruh stasiunnya. Menurut dia, rencana MRT hanya membangun park and ride di Stasiun Lebak Bulus dan Fatmawati tidak cukup. "Kalau hanya dua lokasi park and ride jelas tidak cukup," kata Joga saat dihubungi, Senin 11 Maret 2019.
Baca:
Citos dan PIM Tolak Jadi Park and Ride MRT Jakarta
Menurut dia, seluruh stasiun MRT sangat membutuhkan park and ride mulai dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI. Jika tidak bisa mendapatkan lahan di banyak stasiun, Joga menyarankan menjalin kerja sama dengan pemilik gedung atau pusat belanja di sekitar stasiun.
Ia menjelaskan tujuan dibangunnya park and ride agar masyarakat mau memarkir kendaraan pribadi kemudian beralih ke moda transportasi massal. Menurut dia, jika MRT tidak bisa menyediakan itu, maka berpotensi ditinggalkan.
Jurnalis mengabadikan suasana perjalanan kereta Mass Rapid Transit (MRT) saat uji coba di Jakarta, Rabu, 30 Januari 2019. ANTARA
Joga menambahkan, MRT keliru jika menyatakan park and ride tidak dibutuhkan di stasiun di pusat kota. Terlebih stasiun-stasiun dinilainya belum terintegrasi dengan Jak Lingko dan Transjakarta. "Di titik pusat kota seperti Blok M dan Dukuh atas juga perlu park and ride untuk mengurangi kendaraan pribadi dari dalam kota," katanya.
Baca:
Tarif MRT 10 Ribu, Pengguna Transjakarta: Mending Naik Motor
Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Christianto mengatakan pembangunan park and ride di Stasiun Lebak Bulus dan Fatmawati diprioritaskan karena menjadi titik awal keberangkatan penumpang yang menuju pusat kota Jakarta.
"Pihak MRT menyatakan park and ride memang tidak perlu semua (stasiun). Yang perlu stasiun-stasiun awal," kata Christianto saat ditemui usai rapat koordinasi inventarisasi lahan untuk park and ride dekat stasiun di kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Senin 11 Maret 2019.