TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menginginkan agar perusahaan penyedia jasa ojek online, Go-Jek dan Grab, menyediakan shelter penumpang dalam jarak beberapa meter dari pintu stasiun-stasiun kereta untuk para pengemudi mereka.
Pembangunan shelter tersebut merupakan salah satu cara agar para pengemudi ojek online tidak mangkal di pintu stasiun dan menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Baca : Ini Rencana MRT Jakarta untuk Penumpang Pengguna Ojek Online
"Kami harapkan demikian dari penyedia ojek online, baik Grab maupun Go-Jek, peran Dishub hanya memfasilitasi," kata Kepala Bidang Pengendalian Operasional Dinas Perhubungan DKI Jakarta Maruli Sijabat saat dihubungi Tempo di Jakarta, Senin, 11 Maret 2019.
Shelter tersebut menjadi titik dimana pengemudi bisa menjemput maupun mengantarkan penumpang mereka. Untuk penyediaan shelter ini, Maruli meminta Go-Jek dan Grab bekerja sama dengan penyedia lahan parkir.
Selain itu, Maruli juga meminta kedua perusahaan membatasi area penjemputan melalui sistem aplikasi yang dimiliki oleh penyedia jaringan mereka.
Sejak November 2018, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono menilai kondisi pintu masuk dan keluar stasiun, khususnya stasin Kereta Commuter Line Jabodetabek saat ini sangat berantakan karena ojek online yang bergerombol menunggu penumpang.