TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan rencana penjualan saham bir milik Pemprov DKI di PT Delta Djakarta tak memerlukan kajian rumit. Sebab menurut dia, dari awal Pemprov DKI seharusnya tak menaruh saham di bidang yang tak berpotensi membangun.
"Pemerintah itu prinsipnya meletakan uang di badan usaha yang sifatnya membangun. Seperti bank dan perusahaan kontruksi yang sifatnya membangun," kata Anies di Gedung DPRD, Jakarta Pusat, Rabu, 13 Maret 2019. "Itu sebabnya keputusan 52 tahun yang lalu mau kami koreksi."
Baca: Jual Saham Bir untuk Bikin Sekolah dan Pipa, Anies: Itu Ilustrasi
Selain saham bir tak memberi potensi membangun, menurut Anies, ada konflik kepentingan dalam saham bir. Misalnya saat perusahaan Delta memberikan lebih banyak dividen untuk Pemprov DKI.
Anies mengatakan itu artinya perusahaan lebih maju dan produksi bir meningkat. Tapi di sisi lain, Pemprov DKI memiliki kewajiban mengontrol penjualan miras. "Jadi tidak perlu kajian terlalu rumit juga langsung tahu tuh (alasan jual saham)," kata dia.
Saat ini, Pemprov DKI tengah bersiap menjual sahamnya di PT Delta Djakarta. Namun, rencana itu mendapat pertentangan dari beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta, seperti salah satunya Ketua Fraksi Partai NasDem di DPRD Bestari Barus.
Baca: Ngebet Jual Saham Bir, Anies Lobi Langsung Politikus Nasdem
Ia mempertanyakan hasil kajian dari Pemprov DKI yang menjadi alasan penjualan saham bir itu. Menurut Bestari, tanpa kajian yang jelas, penjualan saham dapat berpotensi maladministrasi di kemudian hari dan berbuntut pada masalah hukum.
Bestari meminta Anies untuk membuat sebuah kajian akademik soal penjualan saham bir itu. "Kajian ini kan perlu, kita ngelola negara bukan warung," kata dia.
Adapun jumlah saham Pemprov DKI di PT Delta Djakarta saat ini sebanyak 26,25 persen. Jika dicairkan, menurut Anies, pemerintah DKI akan mendapat pemasukan sebesar Rp 1,2 triliun. Anies mengkonversikan uang hasil penjualan saham bir itu dapat untuk membangun 100 sekolah dan 100 ribu saluran pipa baru.