TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar berharap lahan bekas UPT Kerajinan Cilandak yang dikelola PT Jakarta Tourisindo (Jaktour) bisa dijadikan lokasi park and ride. Lahan seluas 2 hektare itu berdekatan dengan Stasiun Fatmawati. “Kami berharap Jaktour mau lahannya digunakan untuk park and ride," kata William, Sabtu, 16 Maret 2019.
Baca : Uji Coba MRT, Warga Berharap MRT Jakarta Terus Bersih dan Nyaman
William menjelaskan saat ini sudah ada lahan yang siap untuk dibangun untuk park and ride. Lokasinya sekitar 200 meter dari Depo MRT Lebak Bulus. Lahan itu bekas lahan Polri seluas 8.000 meter di Jalan Ir H Djuanda.
Sedangkan untuk park and Ride Fatmawati sedang disiapkan di Jalan Pondok Klub Villa seluas 3.500 meter. "Di Fatmawati ada beberapa titik. Tapi baru itu yang disiapkan," ujarnya.
MRT juga sedang menjajaki enam lokasi lagi untuk pembangunan park and ride ini. Selain lahan yang dikelola Jaktour tadi, lima lainnya adalah eks asrama Polri, SQ, Tripatra, Mulia Graha, dan Jakarta International School.
Sebelumnya Kepala Sub Badan Aset Wali Kota Jakarta Selatan Nurjanah mengatakan wali kota Jakarta Selatan telah merekomendasikan lahan eks UPT Kerajinan Cilandak milik Jaktour untuk park and ride. "Lahan tersebut berstatus hak guna pakai di BUMD," kata Nurjanah, 15 Maret 2019.
Nurjanah menuturkan surat permohonan penggunaan lahan eks lahan UPT Kerajinan tersebut telah diajukan ke Gubernur DKI Jakarta. Sebab, saat ini, baru lahan tersebut yang memungkinkan untuk dibangun park and ride MRT.
Baca: Melihat Kereta MRT Jakarta Diproduksi, Tak Lagi Mirip Jangkrik
Lokasi lahan tersebut, kata dia, berada di sebelah kantor Kecamatan Cilandak Jalan Haji Muhasyim Raya. "Wali kota kemarin telah membuat surat permohonan apakah lahan di sana bisa dijadikan park and ride MRT Jakarta atau tidak," ujarnya. "Tinggal menunggu keputusan gubernur."