TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah warga yang mengikuti uji coba MRT atau Moda Raya Terpadu menyatakan tidak keberatan jika tarif MRT diketok di harga sekitar Rp 8.500.
"Saya mau beralih dari motor ke MRT, selama harga tiketnya sesuai dan stasiun MRT ini dapat terhubung langsung dengan terminal busway, jadi kita tidak perlu bayar-bayar lagi," kata Anton, salah seorang peserta uji coba MRT di stasiun Lebak Bulus, Jakarta, Senin, 18 Maret 2019.
Baca: Sepekan Uji Coba MRT Jakarta, Ini Paling Banyak Dikeluhkan Warga
Tarif Rp 8.500 itu merupakan usulan dari pemerintah DKI Jakarta. Sempat muncul juga usulan Rp 10 ribu per 10 kilometer. Belakangan, DKI mengusulkan tarif MRT disesuaikan dengan jarak tempuh.
Dari pengalaman yang dirasakannya, menurut Anton, MRT lebih cepat dari kereta biasa dan lebih menunjang untuk penyandang disabilitas. Ia yang biasa berkendara menggunakan motor ini juga mengatakan dia mau beralih dari motor selama biayanya memang sesuai.
Pendapat senada disampaikan, Ari, penumpang uji coba lainnya. Ia menyampaikan harapan agar masyarakat lain bisa beralih dari kendaraan pribadi ke MRT. "MRT merupakan salah satu kemajuan yang bagus dari lima tahun pembangunan infrastuktur, menurut saya ini salah satu bentuk edukasi pemerintah untuk merubah pola pikir masyarakat tentang kendaraan umum," kata dia.
Ari pun mengaku penasaran mencoba MRT dan ingin membandingkan dengan MRT yang sudah ia coba di luar negeri. "Saya penasaran saja ini coba, sekaligus membandingkan MRT yang ada di Indonesia dengan negara lain," ujarnya.
Baca: DKI Usulkan Tarif MRT Sesuai Jarak Tempuh, Ini Rinciannya
Setelah mencoba naik MRT Jakarta, menurut Ari, fasilitasnya sudah baik. Namun ia menilai perlu ada edukasi kepada masyarakat agar ikut menjaga fasilitas yang sudah disediakan.
Penumpang lainnya, Raisa mengatakan MRT lebih nyaman dibandingkan dengan KRL. "Lebih enak si naik MRT, jalannya lebih mulus, lebih nyaman, lebih dingin juga, udaranya juga lebih segar," kata dia.
Raisa juga berharap MRT bisa menjadi pilihan transportasi bagi warga Jakarta sehingga kemacetan bisa berkurang. "Kalau jalanan lancar maka penggunaan bahan bakar bisa berkurang dan polusi udara di Jakarta juga bisa berkurang," ujarya.
Uji coba MRT ini masih akan dilaksanakan sampai 24 Maret mendatang. Pekan ini, PT MRT Jakarta telah menambah kuota penumpang uji coba. Adapun rencana peresmiannya antara 24-31 Maret. Presiden Joko Widodo direncanakan bakal meresmikan moda transportasi terbaru itu. Namun hingga saat ini, DPRD DKI dan pemerintah DKI Jakarta belum tuntas membahas soal tarif MRT.