TEMPO.CO, Jakarta -Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika atau BMKG menyatakan gelombang panas yang mengakibatkan suhu ekstrim di Malaysia tidak akan berdampak ke wilayah Indonesia.
"Tidak akan berdampak ke wilayah Indonesia," ujar Kepala Bagian Humas BMKG, Hary Djatmiko saat dihubungi, Selasa 19 Maret 2019.
Baca : Cuaca Jakarta Hari Ini, BMKG: Hujan Lokal Siang Nanti
Alasannya, kata Hary, gelombang panas yang berpotensi mengakibatkan suhu ekstrim tidak terjadi di wilayah tropis, melainkan hanya terjadi di kawasan suptropis atau di wilayah lintang menengah.
Gelombang panas tingkat dua melanda Kedah, Malaysia, selama pantauan cuaca sejak Ahad kemarin.
Dilaporkan Channel News Asia, BMKG Malaysia yaitu MetMalaysia, pada Ahad lalu mengumumkan, gelombang panas level 2 dengan suhu antara 37 hingga 40 derajat celsius melanda distrik Pendang tiga hari berturut-turut.
Malaysia saat ini berada di penghujung Monsoon Utara-Timur, yang diperkirakan akan bertahan hingga akhir bulan ini. Selama periode ini, tidak akan ada hujan atau sedikit curah hujan, kata MetMalaysia pada akhir Februari.
Saat itu, MetMalaysia mengeluarkan peringatan gelombang panas level 1 untuk 10 area di semenanjung Malaysia, terutama di negara bagian utara Perlis, Kedah dan Perak.
Hary menyebutkan potensi suhu di Indonesia naik akan terjadi pada akhir Maret akibat fenomena Equinox atau gerak semu Matahari melintasi tepat diatas garis khatulistiwa tidak akan berdampak terhadap suhu di Indonesia.
Simak pula :
Badai Matahari Hari Ini Bisa Pengaruhi Sinyal Ponsel Hingga GPS
Hary mengatakan fenomena Equinox bukan merupakan gelombang panas atau menaikan suhu secara drastis. "BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari equinox sebagaimana disebutkan dalam isu yang berkembang," ujarnya.
Selain itu, kata Hary, pantauan BMKG secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab atau basah. Beberapa wilayah Indonesia saat ini sedang memasuki masa pancaroba.