TEMPO.CO, Jakarta - Pusat layanan informasi kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, menyimpan puluhan kartu identitas hingga surat tanda nomor kendaraan (STNK) yang diduga milik pengunjung. Tumpukan KTP dan STNK itu menjadi bukti kawasan itu rawan kejahatan.
Baca: Bangunan di Kota Tua Rapuh, Warga Terjatuh
Pemandu Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Pius Johannes menduga temuan berbagai kartu tanda pengenal itu merupakan milik pengunjung yang menjadi korban pencopetan. Sebagian besar KTP dan STNK itu diserahkan oleh pengunjung yang menemukannya di Kota Tua.
"Bahkan, dompet juga ada yang diserahkan pengunjung ke kami. Tapi, duitnya sudah tidak ada," kata Pius saat ditemui di pos layanan informasi di Kota Tua, Rabu, 20 Maret 2019.
Pius mengatakan begitu menerima barang milik pengunjung, pihaknya langsung mengumumkan melalui pengeras suara. Namun, sebagian besar tidak direspons. "Mungkin pengunjungnya sudah pulang."
Pengunjung memadati Taman Fatahillah di Kawasan Kota Tua, saat libur Tahun Baru Imlek, Selasa, 5 Februari 2019. Tempo/M Yusuf Manurung
Adapun barang yang biasa ditemukan di sekitar kawasan wisata itu adalah KTP elektronik, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, Surat Izin Mengemudi, kartu ATM dan banyak kartu identitas lainnya.
Menurut Pius, para wisatawan yang menjadi korban pencopetan di luar kawasan Kota Tua. Sebab, kata dia, keamanan di dalam kawasan Kota Tua lebih terjaga dibandingkan area sekitarnya. "Selama ini yang banyak laporan tindak kejahatan bukan di dalam kawasan Kota Tuanya. Tapi di luar dan mereka laporan ke kami."
Ia menjelaskan turis asing kerap menjadi target pelaku kejahatan di kawasan itu. Beberapa bulan lalu, kata Pius, wisatawan asal Belanda menjadi korban penodongan di sekitar kawasan Kota Tua. Tangan turis asal negeri kincir angin itu luka akibat disabet pisau oleh pelakunya.
Turis tersebut, kata dia, langsung laporan ke pusat layanan informasi bahwa dirinya telah mendapatkan tindak kejahatan. "Tapi tidak ada barang turis itu yang diambil, karena dia melawan. Justru penodongnya yang kabur."
Setelah mendapatkan informasi itu, pusat layanan langsung menghubungi satuan tugas pengamanan kawasan Kota Tua untuk memburu pelakunya dan memperketat pengawasan. "Pelakunya sudah dicari, tapi tidak ketemu," ujarnya.
Sedangkan, modus kejahatan lainnya yang menimpa turis asal asing adalah pencopetan. Pencopet, kata dia, beraksi dengan cara meminta turis asal Jepang untuk mengambil barang di bawah dengan cara membungkuk.
Begitu korban membungkuk dan kantung celananya terbuka, kata dia, pencopet langsung mencuri telepon genggam turis itu. "Tapi kejadian ini berada di luar kawasan Kota Tua."
Baca: Dirjen PUPR Korban Penjambretan di Kota Tua, Ini Kata Polisi
Pius berharap pengunjung lebih waspada dan menjaga barang bawaannya agar tidak menjadi korban pencopetan dan pencurian. Jika berjalan di kawasan sepi, ia menyarankan pengunjung tidak sendiri. "Tapi kalau di dalam kawasan Kota Tua kami pastikan aman. Sebab di setiap pintu masuk ada petugas yang berjaga dan selalu ramai."