TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo yang juga capres nomor urut 01 di Pilpres 2019 mengulas kembali bagaimana awal kisahnya memulai proyek MRT Jakarta. Dia mengungkapkannya saat menghadiri deklarasi dukungan 10 ribu pengusaha untuk Jokowi-Ma'ruf Amin di Istora Senayan, Jakarta, Kamis malam, 21 Maret 2019.
Baca:
Jokowi Puji Integrasi di Bundaran HI, Anies: Baru Satu Contoh
Jokowi menekankan, tidak akan ada mass rapid transit (MRT) di Jakarta jika perhitungan yang digunakan adalah untung atau rugi. "Kenapa sampai 30 tahun tidak diputuskan? Karena perhitungannya untung rugi," kata dia.
Rugi pasti, untung dari mana, yang namanya transportasi massal itu ya rugi," kata Jokowi ketika menghadiri deklarasi dukungan 10.000 pengusaha untuk Jokowi-KH Ma'ruf Amin, di Istora Senayan, Jakarta, Kamis malam.
Petugas memeriksa gerbong MRT yang tengah melakukan uji coba di Depo Lebak Bulus, Jakarta, Jumat, 8 Februari 2019. MRT Jakarta tahap I koridor Lebak Bulus-Bundaran HI ditargetkan mampu membawa 412 ribu penumpang per hari pada 2020. TEMPO/Tony Hartawan
Menurut Jokowi, setiap transportasi massal pasti merugi. Tapi ia menyebutkan, kalau untuk negara, hitungannya bukan untung dan rugi. Melainkan benefit. "Perhitungan untung rugi itu untuk para pengusaha dan perusahaan."
Baca:
Anies Mau Bangun MRT Jakarta 231 Kilometer, Ini Bocoran Konsepnya
Jokowi pun mengisahkan sempat ada kesulitan menghitung benefit sehingga pembangunan MRT ditetapkannya berdasar keputusan politik untuk kepentingan negara secara makro. Dia meyakinkan keputusannya itu setelah membandingkan dengan banyak negara lain dan kemacetan di Jakarta.
Suasana Stasiun MRT Bundaran HI disesaki warga dan awak media yang menunggu kedatangan Presiden RI Joko Widodo, Selasa, 19 Maret 2019. TEMPO/Lani Diana
"Saya harap yang hadir di sini mulai besok mencoba MRT," katanya sambil menambahkan, "Apa yang ingin saya sampaikan, negara sebesar Indonesia ini masa baru punya MRT sekarang. Itu pun kita putuskan saat saya jadi gubernur dengan Pak Ahok (mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama)"
Ia menyebutkan berdasar studi Bappenas, kerugian akibat kemacetan di Jakarta dan sekitarnya beberapa tahun lalu mencapai sekitar Rp 65 triliun per tahun. "Sekarang dihitung lagi sudah Rp100 triliun. Apa mau diteruskan? Lebih baik dipakai untuk bangun MRT dan LRT benar? Itu yang namanya keputusan politik sehingga secara makro negara kita tetap untung gede," kata Jokowi.
Baca:
Pembangunan Transportasi, DKI Dapat Kucuran Dana Rp 571 Triliun
Saat ini MRT Jakarta sudah memasuki tahap uji coba untuk publik. Terbukti antusiasme masyarakat sangat besar terhadap moda transportasi yang sebagian rutenya menembus perut Jakarta itu. Rencananya Jokowi akan meresmikan MRT Jakarta pada 24 Maret mendatang.
ANTARA