TEMPO.CO, Jakarta - PT PAM Jaya mengungkapkan bahwa baru 60 persen masyarakat DKI Jakarta yang mendapatkan akses air bersih. Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan Peringatan Hari Air Sedunia 22 Maret 2019,
"Sampai sekarang itu masih ada 40 persen masyarakat DKI Jakarta yang belum mendapatkan akses air bersih," kata Direktur Utama PT PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo saat ditemui di Jakarta Utara, Jumat 22 Maret 2019.
Baca: Sumber Air Bersih di Kabupaten Tangerang Terpapar Limbah Industri
Menurut Bambang, wilayah yang masih belum mendapatkan akses air bersih tersebut berada di zona utara dan barat Jakarta. Namun dia tidak menyebutkan daerah tersebut secara lebih rinci.
Bambang mengatakan hal tersebut telah menjadi perhatian pemerintah. Pemda DKI sedang mengupayakan untuk memberikan akses air bersih kepada seluruh masyarakat Jakarta. Pemerintah DKI pun telah menargetkan pada 2030, akses air bersih tersebut sudah dinikmati oleh 100 persen masyarakat.
Target tersebut, kata Bambang, akan dimulai dengan percepatan pembangunan pasokan air. Saat ini pasokan air di Jakarta sebesar 20.200 liter per detik yang didominasi berasal dari luar Jakarta, yaitu sungai Jatiluhur dan Tangerang.
Baca: Anies Mau Ambil Alih, Cerita Warga DKI Tak Punya Akses Air Bersih
Bambang mengatakan PAM Jaya juga akan menekan tingkat kehilangan air yang masih tinggi di Jakarta. "Angka kehilangan air masih tinggi yaitu 43 persen, ini harus ditekan," kata dia.
Selain memperluas jaringan sambungan air bersih, kata Bambang, edukasi masyarakat untuk beralih dari air tanah juga diperlukan. Saat ini sebagian masyarakat masih menggunakan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari.
Dengan sejumlah langkah strategis tersebut, Bambang mengharapkan dalam empat tahun ke depan, 80 persen masyarakat DKI Jakarta sudah mendapatkan akses air bersih. "Kami target tahun 2023 naik 20 persen manjadi 80 persen sudah mendapatkan akses air bersih," ujarnya.