TEMPO.CO, Jakarta - PT MRT Jakarta menargetkan pemasukan Rp 100 miliar dari pendapatan nontiket pada 2019. Pendapatan tersebut didapatkan dari retail, telco, advertising, dan naming rights.
Baca: MRT Jakarta Telah Kantongi Seluruh Izin untuk Operasi Komersial
"Penggunaannya untuk capital lagi. Jadi apakah pembangunan TOD (transit orientes development) lagi dan lain sebagainya," kata Direktur Keuangan PT MRT Jakarta Tuhiyat, Jumat, 22 Maret 2019.
Tuhiyat mengatakan, pendapatan nontiket tersebut akan digunakan untuk mengelola prasarana MRT. Sedangkan, pendapatan tiket digunakan untuk operasional.
Untuk naming rights, kata Tuhiyat, sejauh ini sudah ada tiga dari 13 stasiun yang diberi nama perusahaan. Ketiganya adalah Stasiun Dukuh Atas BNI, Istora Mandiri, dan Setiabudi Astra. "Ada satu yang belum dibuat perjanjian kerjasama, tapi sudah hampir dipastikan yaitu Stasiun Lebak Bulus Grab," ujarnya.
Sedangkan, sembilan stasiun lagi masih dalam proses naming rights. "Kecuali Stasiun Sisingamangaraja Asean. Itu karena permintaan dari pemerintah pusat," ujarnya.
Baca: Sepekan Sebelum Beroperasi Komersial, MRT Jakarta Gratiskan Tarif
Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan meresmikan MRT Jakarta pada Ahad, 24 Maret 2019. Setelah diresmikan MRT siap beroperasi komersil. Namun, MRT masih memberikan kebijakan menggratiskan warga naik Ratangga selama sepekan sejak Senin pekan depan sebelum dioperasikan secara komersil pada 1 April 2019.