TEMPO.CO, Jakarta - PT LRT Jakarta akan membuka uji coba publik mulai Senin, 25 Maret 2019. Direktur Proyek LRT Jakarta Iwan Takwin mengatakan, warga diperbolehkan mencoba kereta layang itu tanpa mendaftar seperti uji coba moda raya terpadu (MRT).
Baca: Siap Beroperasi, Ini Perbandingan MRT dan LRT
Iwan menuturkan, uji coba ini untuk mengamati bagaimana pola masyarakat menggunakan kereta LRT. Ini sekaligus sebagai bentuk sosialisasi kepada publik.
"Apa yang harus kita antisipasi, harus ada lagi yang perlu diperbaiki, kita stop dulu atau bagaimana," kata Iwan saat dihubungi, Sabtu, 23 Maret 2019.
Iwan tak bisa memastikan kapan uji coba ini selesai. Uji coba itu, lanjut dia, berlangsung sembari PT LRT Jakarta menunggu surat rekomendasi penerbitan izin operasional dari Kementerian Perhubungan. Adapun izin operasi LRT bakal diterbitkan Dinas Perhubungan DKI berdasarkan rekomendasi itu.
Uji coba juga berlaku bagi penumpang JakLingko atau Jak24 rute Pulogebang-Senen via Kelapa Gading. Hal ini serupa dengan uji coba sebelumnya yang berjalan dari 4-17 Maret 2019.
Untuk uji coba selanjutnya, warga yang langsung mendatangi stasiun atau penumpang JakLingko pun tak perlu membayar alias gratis. "Kan namanya uji coba, belum bisa kami komersialkan," ucap Iwan.
Kereta LRT Jakarta melayani rute dari Kelapa Gading hingga Velodrome sepanjang 5,8 kilometer. Sebelumnya, anggota Komisi C Bidang Keuangan DPRD mempertanyakan ketertarikan masyarakat untuk naik LRT.
Alasnnya, rutenya berjarak pendek. Sementara tarif yang diusulkan pemerintah DKI, yakni flat Rp 6 ribu per penumpang. Anggota dewan menilai, warga lebih berminat menggunakan transportasi lain seperti ojek online ketimbang LRT.
Hingga kini, nilai tarif dan subsidi LRT masih dibahas DPRD. Pemerintah DKI mengusulkan total subsidi Rp 327 miliar. Dengan begitu, setiap penumpang tak perlu membayar tarif keekonomian senilai Rp 41.655, melainkan Rp 6 ribu.