TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) telah berkomitmen untuk mendanai seluruh rencana pembangunan MRT Jakarta. Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut rencananya mengembangkan hingga sepanjang 231 kilometer dalam sepuluh tahun ke depan.
Baca:
Proposal Rp 571 Triliun Disetujui Jokowi, Anies Anggap Pinjaman
Menurut William, meski DKI telah mengajukan proposal senilai Rp 571 triliun ke pemerintah pusat, pinjaman dari JICA masih dibutuhkan. "Sebab dana dari pemerintah juga macam-macam sumbernya. Bisa dari APBN dan macam-macam," kata William saat ditemui wartawan seusai peresmian MRT Jakarta di kawasan Bundaran HI, Ahad 24 Maret 2019.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar bersama dengan tim protokoler istana kepresidenan saat meninjau lokasi peresmian MRT Jakarta di terowongan Stasiun Bundaran HI, Jakarta Pusat, Sabtu malam, 23 Maret 2019. TEMPO/Lani Diana
William menuturkan pemerintah Jepang melalui JICA telah berkomitmen untuk membantu pendanaan seluruh ruas pembangunan MRT Jakarta. Namun, jika ada sumber pendanaan lain, tidak menutup kemungkinan juga akan digunakan. "Jadi nanti kami lihat saja perkembangannya."
Ia menuturkan pembangunan fase pertama MRT Jakarta telah selesai dibangun dan diresmikan. Pada fase pertama telah dibangun sepanjang 16 kilometer dengan 13 stasiun yang terbentang dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI.
Baca:
Anies Mau Bangun MRT Jakarta 231 Kilometer, Ini Bocoran Konsepnya
Sedangkan, pembangunan MRT fase II telah ditetapkan dengan anggaran Rp 22,5 triliun. Seperti halnya dalam fase pertama, anggaran pembangunan tersebut juga didapatkan dari JICA.
Fase II MRT Jakarta bakal menghubungkan Bundaran HI sampai Kota. Total ada delapan stasiun tambahan dalam proses pembangunan fase ini yang seluruhnya berada di bawah tanah. Delapan stasiun tersebut dari Sarinah, Monas, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan Kota Tua.
Kata William, jika seluruh pekerjaan pembangunan yang ditargetkan tepat waktu maka fase II MRT Jakarta akan selesai 2024. Sedangkan, untuk fase III ditargetkan pembangunannya mulai tahun depan. "Kalau lancar fase III pembangunannya selesai 2025 atau 2026," ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ditemani Direktur Utama PT MRT Jakarta Willam Sibandar mengumumkan nama baru kereta MRT Ratangga, Senin, 10 Desember 2018. TEMPO/Lani Diana
Baca:
Pembangunan Transportasi, DKI Dapat Kucuran Dana Rp 571 Triliun
Ia menambahkan pengembangan MRT juga ke depan tidak hanya berfokus di kawasan Jakarta saja. MRT juga bakal dibangun ke kawasan penyangga Jakarta seperti Balaraja, Tangerang, Cikarang dan kawasan lainnya.
Sebelumnya, Anies menerangkan, Pemprov DKI akan menggunakan dana Rp 571 triliun, antara lain untuk menambah panjang jalur MRT, LRT, juga TransJakarta. Dana juga termasuk untuk membenahi perlintasan sebidang jalur kereta api. Ia berencana membuat 23 kilometer jalur kereta sebidang menjadi melayang atau elevated, sehingga tak mengganggu lalu lintas lainnya.