TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan intervensi kebiasaan penduduk di Jakarta Barat menggunakan peralatan elektronik untuk mengatasi risiko kebakaran.
Baca: Pesan Anies Baswedan Saat Tengok Korban Kebakaran di Taman Sari
Rencana itu hendak digulirkan Anies setelah kebakaran besar berulang kali terjadi di Jakarta Barat. Kebakaran besar terakhir yang menyebabkan 2.000 orang harus mengungsi karena kehilangan rumah mereka terjadi di Krukut, Taman Sari, pertengahan Maret ini.
Menurut Anies, warga Jakarta, khususnya Jakarta Barat perlu mendapat masukan tentang manajemen kabel elektronik agar kebakaran akibat korsleting listrik tak terjadi.
"Risiko pemasangan banyak kabel di satu outlet listrik, mungkin nggak banyak yang tahu, tapi itu risiko kebakaran," ujar Anies di Gedung Wali Kota Jakarta Barat, Selasa, 26 Maret 2019. "Nanti akan kami intervensi agar melakukan perbaikan."
Anies menjelaskan intervensi kebiasaan masyarakat terhadap manajemen kabel menjadi cara yang relatif cepat untuk mencegah kebakaran. Sambil, kata Anies, Pemprov DKI menertibkan permukiman kawasan penduduk.
"Pencegahan kebakaran dengan penataan kampung padat mungkin perlu waktu cukup panjang, tapi pengaturan listrik bisa disegerakan," ujar Anies.
Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi menjelaskan selama menjabat kurang lebih setahun, telah terjadi lima kali kebakaran besar di wilayahnya. Menurut dia, kebakaran di wilayahnya sering terjadi karena kurang pahamnya masyarakat terhadap penyebab dan penanganan kebakaran.
"Di setiap RW ada Alat Pemadam Api Ringan, tapi saat kebakaran malah nggak digunakan. Alasannya karena alatnya sudah lama," ujar Rustam.
Melihat fakta itu, Rustam mengatakan perlu ada upaya mendidik masyarakat cara menangani kebakaran. Salah satunya dengan cara memberdayakan dan menguatkan pemahaman masyarakat soal penyebab kebakaran.
Baca: Kebakaran di Taman Sari, Damkar Duga Akibat Korsleting Listrik
Selain itu, Rustam mengatakan fasilitas hydrant sering tak ada di lokasi rawan kebakaran. Sehingga pasukan pemadam kebakaran kerap sulit menemukan sumber air. "Saya minta ke dinas terkait untuk menyediakan hydrantnya. Kalau pun tidak ada hydrant, setidaknya setiap mobil pemadam datang ga kesulitan air," kata dia.