TEMPO.CO, Jakarta - Genangan air atau banjir setinggi mata kaki selalu terjadi di Jalan DI Panjaitan kawasan Pedati di Kelurahan Cipinang Cipedak, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, saat hujan tiba.
Warga RT 12 RW 01 Kelurahan Cipinang Cipedak, M Zaini mengatakan setiap hujan turun, jalan tersebut memang selalu tergenang. "Tapi cepat surut. Tidak sampai banjir," kata dia saat ditemui di Jalan Pedati, Selasa, 26 Maret 2019.
Baca: BNPB Peringatkan Potensi Banjir dan Longsor Sampai 21 Maret
Menurut Zaini, genangan air selalu terjadi lantaran drainase yang ada di Jalan DI Panjaitan tidak berfungsi dengan baik. Sebab, drainase tersebut dipenuhi endapan lumpur dan sampah.
Zaini menjelaskan kawasan tersebut memang selalu tergenang air setiap musim hujan dan surutnya semakin lama semenjak ada pembangunan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu). "Sekarang sekitar sejam baru benar-benar surut. Sebelum ada pembangunan tol cepat surut," kata dia.
Jika terjadi genangan, kata Zaini, arus lalu lintas kendaraan jadi terhambat di kawasan tersebut. Sebab, kendaraan tidak bisa berjalan dengan lancar. "Tapi, macetnya tidak sampai parah sekali, meski ada genangan," ujarnya.
Pengendara motor bersiap melintasi Jalan DI Panjaitan yang tergenang air di kawasan Pedati, Jakarta, Senin, 25 Maret 2019. TEMPO/Tony Hartawan
Genangan di jalan tersebut sempat terjadi pada Senin sore setelah Jakarta diguyur hujan. Akibat genangan setinggi mata kaki tersebut, pengendara sepeda motor harus melambatka laju kendaraan bahkan menuntun kendaraannya.
Juru parkir di pertigaan Jalan Pedati-DI Panjaitan, Iwan mengatakan hal yang sama dengan Zaini. Menurut dia, genangan terjadi karena jalan air terhambat untuk masuk langsung ke drainase yang ada di pinggir jalan. "Sebab banyak tumpukan tanah di sekitar kawasan pembangunan tol," ujarnya.
Baca: Soal Naturalisasi Sungai, Anies: Jangan Adu Saya dengan Basuki
Kepala Sukudinas Sumber Daya Air Jakarta Timur Mustajab mengatakan tanah tersebut memang berasal dari pembangunan Tol Becakayu. Saat ini, kontraktor sedang melakukan pembongkaran rumah di sisi timur dan utara jalan tersebut. Material puing bangunan sisa pembongkaran tersebut masuk dan menutupi drainase di jalan itu. "Jadi tersumbat karena tertutup material pembangunan Tol Becakayu," kata Mustajab saat dihubungi terpisah.
Mustajab menuturkan telah menghubungi pimpinan proyek Tol Becakayu di Jalan DI Panjaitan untuk segera mengangkat material yang menutup saluran air di sana sehingga menyebabkan banjir. Namun, kata dia, hingga hari ini belum ada langkah mereka untuk mengeruk puing dan lumpur tersebut. "Hari ini akan saya minta lagi mereka untuk segera mengangkatnya," ujarnya.