TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan integrasi tarif MRT Jakarta akan mulai terintegrasi dengan moda transportasi lain pada tahun 2020. Saat integrasi terjadi, Anies mengatakan besaran subsidi untuk MRT juga akan berubah.
"Karena nantinya subsidi itu dilakukan secara terintegrasi, bukan subsidi satu moda saja, harus keseluruhan moda," kata Anies di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa, 26 Maret 2019.
Baca: Hasil Anies Lobi Prasetio, Tarif MRT Kembali ke Skema Awal
Saat integrasi terjadi, Anies memastikan tarif MRT yang telah disepakati antara Pemprov DKI dengan DPRD DKI Jakarta tak akan berubah. "Insya Allah (tarif MRT) tidak berubah, ini menjadi basenya tapi nanti akan kami perluas," ujarnya.
Pada Selasa, 26 Maret 2019, Anies Baswedan menyepakati tarif MRT dengan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi. Dari hasil diskusi itu, keduanya sepakat memutuskan tarif MRT adalah Rp 10.000 per 10 kilometernya. Namun, tarif tersebut belum dihitung dengan tarif integrasi.
Baca: Ketua DPRD DKI Setujui Skema Tarif MRT Usulan Anies
Dari tabel yang Anies tunjukkan, terlihat detail tarif MRT untuk setiap stasiun berbeda-beda. Misal untuk Lebak Bulus-Bundaran HI, yang berjarak 16 kilometer, tarifnya adalah Rp 14 ribu. Sedangkan Lebak Bulus-Senayan, yang berjarak 10 kilometer, tarifnya adalah Rp 10 ribu.
Sedangkan untuk jarak terdekat dari Lebak Bulus-Fatmawati, yang berjarak satu kilometer, tarifnya adalah Rp 4.000. Untuk Bundaran HI-Dukuh Atas, yang jaraknya juga satu kilometer, tarifnya adalah Rp 3.000.
Dengan besaran tarif MRT ini, Anies memastikan besaran subsidi untuk MRT tak akan berubah, yakni tetap sebesar mensubsidi Rp 572 miliar.