TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Moda Raya Terpadu ( MRT ) Jakarta masih menunggu layanan tiga operator telekomunikasi untuk membuat jaringan di stasiun bawah tanah MRT. Tiga operator telekomunikasi itu adalah yakni XL Axiata, Indosat, dan Tri yang saat ini tengah bernegosiasi dengan mitra MRT Jakarta, yakni PT Tower Bersama.
Baca: Klaim MRT Jakarta, Begini Jokowi Dicaci dan Dipuji
"Kami harap secepatnya (ada kesepatan) agar publik bisa terbantu,," kata Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin di Wisma Nusantara, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2019.
Menurut Kamaluddin, pengguna jasa MRT tidak akan bisa menggunakan telepon selular di stasiun bawah tanah karena tidak ada sinyal. Karena itu dibutuhkan kerja sama dengan operator telekomunikasi untuk membuka jaringan di bawah tanah.
Sebelumnya PT Tower Bersama telah membuat kesepakatan dengan Smartfren dan Telkomsel untuk memberikan layanan di stasiun bawah tanah. MRT Jakarta sepanjang 16 kilometer itu membentang dengan struktur layang sekitar 10 kilometer dari Stasiun Lebak Bulus hingga Sisingamangaraja dan konstruksi bawah tanah sekitar enam kilometer, dari Stasiun MRT Senayan hingga Bundaran HI.
Kamaluddin mengatakan moda transportasi modern ini membutuhkan biaya operasional yang mahal. Selain memerlukan pasokan listrik yang banyak juga dibangun dengan teknologi tinggi, dan membutuhkan biaya pemeliharaan yang tidak sedikit. Dengan demikian, harga penyediaan jaringan telekomunikasi di jalur bawah tanah juga tidak murah. "PT Tower Bersama yang berhubungan dengan operator telekomunikasi dan itu ada profit sharing kami dengan mereka," katanya.
Baca: Tarif MRT Jakarta, Ini Beda Pemahaman Ketua dan Anggota DPRD DKI
MRT Jakarta mencatat, total jumlah penumpang mencapai 188 ribu hingga 27 Maret lalu. Saat ini layanan MRT masih gratis hingga 31 Maret 2019. Untuk menjaga ketertiban penumpang, pengelola menyiagakan sejumlah petugas seperti di beberapa titik sepanjang peron atau area sebelum memasuki kereta.