TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Anies Baswedan mengatakan untuk mengurangi polusi udara akibat emisi buang gas kendaraan, pemerintah akan membuat kebijakan terkait transportasi umum. Salah satunya adalah mengganti bus berbahan bakar minyak bumi dengan bus bertenaga listrik.
Baca: Ingin Jakarta Jadi Kota Ramah Lingkungan, Anies akan Tiru Cina
Menurut Anies, terkait dengan rencana itu dia baru mengetahui bahwa 95 persen bus listrik di dunia diproduksi oleh Cina. "Saya baru tahu. Bahkan di Eropa pun pakai bus dari Cina," ujar Anies, Jumat, 29 Maret 2019.
Anies mengatakan, Scania dan Volvo ternyata tidak memproduksi bus listrik. Padahal, dua merek itu adalah bus terbaru milik PT Transjakarta yang dibeli pada masa Gubernur Basuki Tjahja Purnama atau Ahok.
Dengan memproduksi kendaraan listrik secara massal, Cina saat ini berhasil mengatasi masalah polusi udara. Padahal sepuluh tahun yang lalu Cina dicap sebagai negara yang memiliki polusi paling parah. "Hari ini Cina tidak masuk lagi kota paling terpolusi,” kata Anies.
Rencana Anies untuk menggunakan bus listrik ini sejalan dengan hasil pertemuan dengan Direktur Eksekutif C40 Mark Watts. Dalam pertemuan itu dibahas mengenai komitmen Jakarta sebagai anggota Cities Climate Leadership Group.
Kepada Anies, Mark bercerita tentang keberhasilan Cina mengatasi masalah polusi udara. Menurut Mark, 10 tahun yang lalu kota dengan udara paling tercemar di dunia adalah Shanghai, Cina. Namun saat ini tak ada kota di Cina yang masuk dalam kota terpolusi. Semua berkat usaha pemerintah mengganti transportasi berbahan bakar fosil dengan listrik.
Menurut Mark, ada 16 ribu bus listrik di Shenzen, 5 ribu bus listrik di Nanjing, 6 ribu di Beijing. Ia mengatakan seluruh ibu kota di Cina akan memiliki armada bus listrik pada 2020.
Selain karena gencar menggalakkan kendaraan listrik, kata Mark, Cina juga mulai menggunakan sumber energi terbaharui untuk dunia industri dan mengetatkan peraturan serta regulasi.
Baca: Anies Baswedan Minta PT Transjakarta Kaji Bahan Bakar Listrik
Untuk itu, kata Anis Baswedan, Jakarta bisa mencontoh Beijing dalam menangani pencemaran udara. "Jadi contoh paling siap adalah dari Cina. Nah, kami membutuhkan praktik terbaik itu untuk menyusun roadmap," ujar Anies.