TEMPO.CO, Bekasi - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi meminta kepada warganya selektif menerima informasi melalui media sosial. Menurutnya, disinformasi atau hoax yang seliweran di dunia maya mengancam toleransi dan bisa berpengaruh kepada iklim investasi.
Baca:
Jadi Caleg, Anak Wali Kota Bekasi Yakin Raih Kursi DPRD Jabar
"Jangan sampai kita terpecah belah karena satu pesan singkat melalui media sosial apapun," ujar Rahmat Effendi berpesan, Jumat 28 Maret 2019.
Menurut Rahmat, pengaruh hoax bisa menyebabkan disharmonisasi di lingkungan masyarakat dan umat beragama. Pemerintah, kata dia, berusaha mencegahnya bersama kepolisian maupun TNI.
"Setiap ada informasi yang belum jelas kebenarannya, bisa dikonfirmasi kepada pihak kompeten seperti kepolisian," ujar Rahmat.
Baca:
Komposisi Kota Metropolitan Berubah, Kota Bekasi Geser Bandung dan Medan
Penduduk Kota Bekasi, Rahmat mengingatkan, beragam. Mereka terdiri dari Suku Jawa mencapai 40 persen, lalu ada Sunda, Batak dan lainnya. "Bahkan asli Bekasi hanya tinggal 38 persen. Ini menandakan adanya toleransi di kota ini," katanya menambahkan.
Didukung toleransi yang cukup kuat, politikus Partai Golkar ini menyebut laju pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi berada di atas angka rata-rata nasional. Dampaknya, dia mengklaim perkembangan kota telah terlihat dari susunan tata kota, infrastruktur. Bahkan, menyumbang pendapatan terbesar ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Baca juga:
Baru Dua Hari Dibuka, Kuota Mudik Gratis di Bekasi Langsung Ludes
"Untuk itu, kami meminta agar pandai dalam memilih berita yang benar, kita tebas langsung isu-isu yang bisa mengakibatkan fatalnya sebuah toleransi, tebas hoax yang ada," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi.