TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menolak berkomentar banyak soal kebakaran permukiman liar di kolong jalan tol Pluit kilometer 25, Jakarta Utara. Kebakaran yang terjadi pada Sabtu, 30 Maret 2019, bukan hanya membakar hunian milik 117 keluarga, tapi menghanguskan kulit luar beton konstruksi jalan tol.
Baca juga:
Anies Umumkan Naik MRT ke Balai Kota Pagi Ini
Kebakaran itu menjadi yang ketiga kalinya di kawasan kolong jalan tol itu. Dua kebakaran sebelumnya terjadi lebih dari 10 tahun lalu. Dulu, kebakaran sampai membuat jalan tol ditutup sementara untuk perbaikan demi keselamatan pengguna jalan.
Kebakaran di kolong Tol Pluit Kilometer 25, menyebabkan 200 keluarga kehilangan tempat tinggal, Ahad, 31 Maret 2019. Tempo/M Yusuf Manurung
"Nanti saja (bahas soal kebakaran). Kami (sedang) siapkan langkah-langkahnya," ujar Anies saat ditemui di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Senin, 1 April 2019. Anies tak merinci langkah apa yang ia maksud.
Baca Juga:
Baca:
Anies Bikin Pergub Tarif MRT, Diskon 50 Persen Sebulan Pertama
Kebakaran Sabtu pagi lalu menyebabkan 315 jiwa, 41 di antaranya anak-anak, kini harus tinggal di bawah tenda. Namun mereka menyatakan tidak mau pindah dan berharap bisa membangun ulang huniannya di lokasi semula sekalipun keberadaan dan aktivitas mereka membahayakan konstruksi jalan tol.
"Kalau di pindahkan ke rusun, biaya bulanannya berat," kata Cariwan, 29 tahun, seorang warga di antaranya.
Petugas Pemadam Kebakaran memedamkan api dalam kebakaran di kolong jalan tol Jembatan Tiga-Pluit, pada Sabtu pagi, 30 Maret 2019. Foto/TMC Polda Metro Jaya
Sekretaris Kelurahan Pejagalan, Mulyadi, belum bisa memutuskan apakah mereka akan direlokasi atau tidak. Sebab, Mulyadi menerangkan tanah yang ditempati warga secara ilegal di kolong jalan tol itu bukan milik DKI.
Baca:
Begini Tahapan Anies Bangun kembali Kampung Akuarium
Status ini berbeda dengan di Kampung Akuarium, juga di Jakarta Utara. Anies membatalkan relokasi warga yang juga liar--karena menempati lahan untuk peruntukan berbeda--dan memilih membangun ulang permukiman di sana.