TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan kartu uang elektronik terbitan perbankan di gerbang pembayaran Stasiun MRT masih menjadi soal, Selasa siang 2 April 2019. Dari pantauan Tempo di Stasiun Bundaran HI, persoalan itu kembali menyebabkan antrean panjang dari para penumpang di hari kedua pengoperasian berbayar moda transportasi anyar itu.
Baca:
Buang Sampah Sembarangan, MRT Siapkan Denda Rp 500 Ribu
Seorang penumpang, Rina, 41 tahun, termasuk yang mengalami kendala di gerbang pembayaran. Dia menggunakan kartu terbitan Bank Mandiri. "Ga bisa dibaca mesin tapping padahal saldo masih Rp 330 ribu," katanya.
Sebagai catatan tarif tertinggi perjalanan MRT Jakarta Rp 14 ribu. Itu pun belum termasuk korting 50 persen yang diberlakukan di bulan pertama pengoperasian secara komersial sepanjang April ini. Rina harus membeli kartu baru, terbitan bank lain, baru bisa lolos dari gerbang.
Rina tak sendirian. Pemandangan penumpang tertahan di gate tap in dan tap out sangat jamak. Sebagian akhirnya dibantu membuka gerbang lewat kartu petugas.
Baca:
PT MRT Minta Maaf Soal Kendala Teknis Tiket dan Pembayaran
Atau yang dialami Rico, 25. Dia tak bisa mengisi ulang saldo (top up) kartu Jak Card terbitan Bank DKI dan e-money. "Katanya error jaringan," ucap Rico.
Antrean mengular di gerbang pembayaran dan loket tiket Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa, 2 April 2019. Di gerbang, beberapa kartu uang elektronik terbitan bank tak bisa terbaca mesin. TEMPO/Lani Diana
Rico akhirnya membeli kartu single trip MRT. Dia mengeluarkan uang Rp 22 ribu untuk memperoleh kartu single trip tujuan Stasiun Lebak Bulus.
Antrean juga mengular dari dua loket tiket. Satu loket khusus melayani pembelian tiket berupa kartu uang elektronik terbitan bank, dan satunya lagi untuk kartu MRT.
Baca:
Usai Jajal, Rombongan Perias Bandung Minta MRT ke Ridwan Kamil
Apa yang dialami Rensa, 40 tahun, berbeda. Guru taman kanak-kanak itu membeli 40 kartu single trip MRT untuk mengajak anak muridnya naik kereta bawah tanah itu dari Bundaran HI ke Lebak Bulus.
Menurut Rensa, sekitar empat sampai lima kartu single trip MRT tak bisa digunakan. Akhirnya Rensa dan guru-guru lain masuk menggunakan kartu uang elektronik. "Lagi eror tadi tidak bisa isi. Tapi pakai e-money bisa," tutur dia.