TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak rombongan DPRD DKI mencoba perjalanan dengan rangkaian kereta MRT Jakarta, Selasa 2 April 2019. Mereka lepas dari keramaian di stasiun MRT, terutama di antrean keluar stasiun karena gerbang pembayaran yang belum mulus melayani aneka kartu pembayaran.
Baca:
Ngopi Bareng di Blok M, Anies Ajak Ketua DPRD Naik MRT
Dari pantauan Tempo, Anies dan rombongan mengawali perjalanan di Stasiun Bundaran HI tujuan Blok M. Mereka menggunakan kartu Jak Lingko. Namun, dalam perjalanan pulang, mereka hanya sampai di Stasiun Dukuh Atas. Di stasiun ini rombongan Anies menerobos keluar tak melalui gerbang pembayaran.
Tak seperti kebanyakan penumpang lainnya yang masih terkendala di gerbang-gerbang pembayaran, mereka justru keluar lewat pintu manual dan dijaga petugas di sebelah mesin tapping. Sementara antrean penumpang lain terlihat di balik mesin pembayaran tiket. Situasi antrean lebih parah di Stasiun Bundaran HI sebagai ujung koridor.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi di Kereta MRT Jakarta, Selasa 2 April 2019. TEMPO/M. JULNIS FIRMANSYAH
Baca:
Masalah Pembayaran MRT Meluas, Kartu Jak Lingko Juga Tak Fungsi
Anies tidak turun di Stasiun Bundaran HI, tapi di Stasiun Dukuh Atas, dengan alasan ingin melihat terowongan pejalan kaki di Jalan Kendal. Terowongan disiapkan untuk membuat para pengguna KRL, MRT, dan Transjakarta lebih nyaman berpindah-pindah moda.
Sebelumnya, Anies berangkat bersama-sama dari Gedung DPRD DKI menumpang bus Transjakarta. "Ini judulnya mengantar anggota DPRD DKI mencoba MRT bareng-bareng," ujar Anies.
Antrean mengular di gerbang pembayaran dan loket tiket Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa, 2 April 2019. Di gerbang, beberapa kartu uang elektronik terbitan bank tak bisa terbaca mesin. TEMPO/Lani Diana
Baca:
Hari Pertama MRT Berbayar Tak Mulus, Simak Hasil Evaluasinya
MRT Jakarta resmi beroperasi secara komersial sejak Senin, 1 April 2019. Sayangnya, kendala teknis mewarnai pengoperasian moda raya terpadu yang diberi nama Ratangga itu. Kendala terjadi di mesin penjualan tiket otomatis dan gerbang pembayaran yang tidak bisa membaca semua kartu pembayaran yang sudah ditetapkan.