TEMPO.CO, Jakarta - PT LRT Jakarta memanfaatkan masa penantian sertifikat dan izin operasi dengan melakukan pengujian terus menerus. Termasuk yang diuji adalah sistem tiket dan pembayarannya untuk tidak mengikuti jejak MRT Jakarta yang tidak mulus di masa awal operasionalnya saat ini.
Baca:
Anies Beri Tenggat PT MRT Selesaikan Masalah Sebelum Mei
“Kami coba berulang-ulang,” kata Direktur Proyek LRT Jakarta PT Jakarta Propertindo Iwan Takwin, seperti ditulis Koran Tempo edisi Jumat 5 April 2019.
Iwan menjelaskan PT LRT Jakarta saat ini masih menunggu sertifikasi operasi dari Kementerian Perhubungan. Perusahaan daerah itu telah mengantongi syarat-syarat untuk memperoleh sertifikat operasi dari Kementerian seperti sertifikat sarana, rekomendasi teknis prasarana, hingga rekomendasi penilaian keselamatan.
Setelah sertifikat operasi dari Kementerian terbit, Iwan melanjutkan, pemerintah DKI akan menerbitkan izin operasi bagi LRT Jakarta. Izin operasi dari pemerintah DKI itu menjadi dasar hukum bagi perusahaan daerah itu untuk mengoperasikan kereta ringan sejauh 5,8 kilometer Kelapa Gading-Velodrom.
Baca:
Empat Hari MRT Berbayar, Kenapa Urusan Tiket Masih Jadi Momok?
Iwan menambahkan pengoperasian LRT Jakarta akan bergantung pada keputusan pemerintah DKI Jakarta nanti. Sambil menunggunya, pengujian dilakukan berulang.
PT LRT Jakarta, kata Iwan, termasuk terus mencoba sistem tiket kereta ringan itu. Tujuannya untuk menghindari adanya gangguan saat nanti beroperasi secara komersial. “Kami ingin tahu, apakah nge-tap dengan frekuensi tinggi bisa error atau bagaimana,” ujarnya.
Antrean mengular di gerbang pembayaran dan loket tiket Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa, 2 April 2019. Di gerbang, beberapa kartu uang elektronik terbitan bank tak bisa terbaca mesin. TEMPO/Lani Diana
PT LRT Jakarta, tutur Iwan, tidak ingin terganggunya sistem tiket yang terjadi di MRT Jakarta terjadi pada LRT Jakarta. “Jadi kami antisipasi itu,” katanya.
Pengoperasian komersial MRT Jakarta fase I, Lebak Bulus-Bundaran HI, dimulai Senin 1 April lalu. Namun, pengoperasian komersial tersebut tidak berjalan mulus karena passenger gate atau gerbang pembayaran tidak dapat menerima sebagian kartu uang elektronik terbitan bank. Bahkan masalah meluas ke kartu pembayaran lain yang diterbitkan PT MRT.
Baca:
MRT Diresmikan, LRT Jakarta Buka Lagi Uji Coba Publik
Akibat kendala itu, terjadi penumpukan penumpang selama jam sibuk khususnya pagi dan sore pada hari-hari ramai penumpang. Bahkan, PT MRT Jakarta sempat membuka passenger gate dan menonaktifkan sistem berbayar di stasiun.