TEMPO.CO, Bogor - Ribuan rumah di Kota Bogor masih membuang tinja langsung ke Sungai Ciliwung. Temuan itu diungkap Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Kota Bogor yang meneliti ribuan rumah yang berdiri di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.
Baca: Tinja Warga Jakarta Disulap Jadi Air Bersih dalam Setengah Jam
Penelitian KPC menunjukkan 4.989 rumah di Kota Bogor membuang tinja langsung ke Sungai Ciliwung.
Ketua KPC Kota Bogor Een Irawan di Bogor, Jumat menjelaskan, ribuan rumah ini tersebar di 13 kelurahan yang lokasinya bertepatan dengan DAS Ciliwung.
Meski, mayoritas rumah itu memiliki jamban, tapi tak satupun yang memiliki septic tank, sehingga tinja dari jamban langsung dialirkan ke sungai.
Deretan rumah warga di bantaran aliran sungai Ciliwung, Jakarta, Selasa, 26 Maret 2019. Deretan rumah tersebut selain bisa membahayakan warga karena longsor dan banjir juga tampak terlihat kumuh dan semrawut. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
"Mereka rata-rata punya toilet di rumahnya. Tapi paralonnya langsung ke Ciliwung," ungkapnya saat diwawancarai usai acara Focus Group Discussion (FGD) terkait langkah penyelamatan Sungai Ciliwung.
Dirinci berdasarkan kelurahan, jumlah rumah yang membuang tinja ke sungai terdiri atas atas 183 rumah di Sindang Rasa, 360 rumah di Katulampa, 257 rumah di Tajur, 514 rumah di Baranangsiang, 663 rumah di Sukasari.
Berikutnya, sebanyak 663 rumah di Babakan Pasar, 828 rumah di Sempur, 803 rumah di Bantarjati, 113 rumah di Tanahsareal, 918 rumah di Cibuluh, 188 rumah di Kedung Badak, 157 rumah di Kedung Halang, dan lima rumah lainnya berada di Sukaresmi.
Selain tinja, ribuan rumah di Kota Bogor Jawa Barat ini juga membuang sampah rumah tangganya ke Sungai Ciliwung. Jumlahnya lebih besar daripada rumah yang membuang tinja ke Ciliwung.
Tercatat, ada sekitar 5.652 rumah di Kota Bogor yang masih membuang sampahnya ke Ciliwung.
Foto udara aliran Sungai Ciliwung di kawasan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta, Kamis, 7 Febrauari 2019. Pemprov DKI Jakarta akan melanjutkan normalisasi Sungai Ciliwung yang sempat terkendala pembebasan lahan pada Tahun 2018 untuk mengatasi banjir di Ibukota. ANTARA
Deputi Direktur Administrasi Seameo Biotrop Zulhamsyah Ilham mengatakan, pencemaran Sungai Ciliwung oleh kotoran manusia membawa dampak buruk. Termasuk berkurangnya jumlah oksigen di air lantaran terjadi penyuburan berlebih.
"Akan meningkatkan jumlah biomassa dari fitoplankton. Ketika terjadi jumlah yang besar akan mengakibatkan defleksi oksigen, atau pengurangan jumlah oksigen yang cukup besar," ujarnya.
Akibat dari berkurangnya jumlah oksigen di sungai Ciliwung, akan membuat ikan-ikan di dalamnya mati.
Baca: PAL Jaya: Pencemaran Air di DKI oleh Bakteri E.Coli Sudah Parah
Selain itu, menurutnya lagi, dalam tinja manusia terdapat bakteri E.coli. Jika tercampur dengan air Sungai Ciliwung, bakteri ini bisa mengakibatkan diare bagi orang yang mengonsumsi meski airnya dimasak. "Mereka harus tahu apa yang mereka buang berdampak pada diri mereka sendiri," kata Zulhamsyah.