TEMPO.CO, Jakarta - Setiap hari mereka bergumul dengan sampah dan bau. Dengan seragam berwarna orange dan berbekal tongkat dengan tutup kipas angin pada ujungnya, mereka menjaring sampah yang mengapung di Danau Sunter, Jakarta Utara. Mereka adalah para petugas Unit Pengelola Kebersihan Badan Air Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Utara.
Sedikit demi sedikit mereka mengumpulkan sampah itu di atas ponton apung yang mereka gunakan. Mereka segera menepi setelah sampah memenuhi keranjang sampah.
Baca: Sampah Sisa Festival Masih Berserak di Pinggir Danau Sunter
Petugas yang berjaga di darat sigap menjulurkan tali begitu keranjang sudah penuh sampah. Keranjang pun dinaikkan, isinya dimasukkan ke bak truk.
Sesekali mereka saling mencipratkan air sembari tertawa lepas. "Biasa anak-anak bercanda. Dibawa asyik aja," kata Hariyadi, komandan regu petugas UPK Badan Air Sudin LH Jakarta Utara.
Regu yang dipimpin Hariyadi beranggotakan 28 petugas. Mereka bertanggung jawab menjaga kebersihan 11 titik saluran air di wilayah itu.
Khusus di Danau Sunter, ada tujuh personel inti yang bertugas. Dasuki, Didi Supardi, Limin, Handi Lingga, Nanda, M Andi, dan Agung. Mereka adalah anggota regu yang selalu siaga membersihkan danau dari sampah.
Sehari-hari petugas kebersihan yang statusnya masih pekerja kontrak itu menghadapi berbagai jenis sampah, mulai dari kantong plastik, botol air mineral, hingga perkakas bekas yang sudah bercampur lumut.
Rata-rata mereka mengumpulkan tak kurang dari empat meter kubik sampah setiap hari. Namun, pada hari hujan mereka bisa mengumpulkan tujuh hingga delapan meter kubik sampah, dua kali lipat dibanding biasanya.
Haryadi biasanya ikut turun membantu anak buahnya membersihkan danau dari sampah. "Saya enggak mau mentang-mentang, cuma perintah. Saya ikut turun. Jadi, mereka sadar sendiri, enggak perlu diperintah," kata dia.
Danau Sunter, yang luasnya 33 hektare, dibangun tahun 1970-an. Danau itu terbagi menjadi dua bagian, yakni Danau Sunter 1 di barat yang berfungsi sebagai penampung air dan Danau Sunter 2 di timur untuk sarana rekreasi.
"Sampah mah banyak numpuk di sini (Sunter 1) karena banyak inlet-nya (jalur masuk air dari permukiman). Jadi sampah ikut terbawa. Danau yang satu relatif bersih karena tidak punya inlet," kata Hariyadi.
Syarif, salah satu petugas bercerita dulu para petugas UPK Badan Air harus bekerja keras untuk membersihkan Danau Sunter karena sampahnya sangat banyak. Saking banyaknya sampah yang menumpuk, orang sampai bisa berdiri di atasnya.
Sekarang, menurut Syarif, sampah yang mengotori danau tidak sebanyak dulu. Pekerjaan para petugas kebersihan pun menjadi lebih ringan.
Hariyadi pun berharap masyarakat makin sadar untuk tidak membuang sampah ke danau. "Mari jaga kebersihan Danau Sunter ini sama-sama. Di rumah aja, kalau saya lihat ada orang buang sampah sembarangan, saya suruh nyomot lagi tuh sampah," kata dia.