"Pendidikan politik harus disampaikan kepada masyarakat," ujarnya. "Jangan sampai pemilih juga tergoda dengan politik uang."
Melihat sebagian karakter pemilih yang masih berharap pemberian, Imas yang bermodal cekak pun memutar otak. Berbekal keahliannya, dia lalu menggambar. Imas membuat komik.
Baca:
Caleg, Anak Wali Kota Bekasi Yakin Dapat Kursi DPRD Jabar
Komik itu menjadi sarana untuk menjelaskan dilema masyarakat yang ditemuinya di lapangan dan janji solusi yang ditawarkan. Sejak Januari lalu, Imas mulai berkampanye menggunakan komik kepada masyarakat.
Imas membagikan komik itu kepada warga yang dikunjunginya dari pintu ke pintu. Menurut dia, karyanya itu cukup efektif digunakan untuk kampanye dan bisa diterima.
Komik juga dibantu dibagikan lewat media sosial. Itu menolongnya menghemat biaya. Kata Imas, cara kampanyenya dengan menggunakan komik sangat hemat biaya. Terhitung sejak awal kampanye sampai sekarang ia baru menghabiskan uang Rp 20 juta.
"Sebagian uang itu juga bantuan dari kerabat dan teman-teman yang mendukung saya," katanya.
Baca:
Mandala Shoji Ajukan Banding Atas Dua Vonis Langgar Aturan Pemilu
Dalam komik itu, Imas menumpahkan semua unek-unek yang ada di pikirannya terkait permasalahan di ibu kota dan memberi solusinya. Imas juga menjelaskan bahaya money politik di komiknya.
"Saya ceritakan apa yang menjadi kegelisahan di komik itu. Termasuk disebut pelit oleh warga," ucap caleg berhijab dan berkaca mata itu nyengir.