TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terlibat saling sindir dengan Ketua Fraksi PDIP di DPRD DKI Gembong Warsono. Anies menilai pernyataan Gembong bahwa dirinya lamban dalam penanganan banjir Jakarta sangat politis.
Baca:
Banjir di Cawang, Menhub Budi Karya Balik Tegur Anies Baswedan
Pernyataan itu disebutkannya kental nuansa kampanye Pemilu 2019. Nama Gembong Warsono memang kembali terdaftar sebagai Caleg Tetap untuk pemilihan 17 April mendatang. Berdasarkan DCT yang diterbitkan KPU, Gembong Warsono ada di Dapil Jakarta 7.
"Iyalah (karena pemilu saja), Gembong lagi. Suruh banyak baca dia," kata Anies ketika ditemui usai peresmian Stasiun MRT Asean, Rabu malam 10 April 2019.
Lebih jauh Anies menantang Gembong untuk bicara soal penjualan saham DKI di perusahaan bir. Rencana Anies itu masih tersendat di persetujuan DPRD DKI. Anies mendapat dukungan dari kelompok masyarakat di antaranya ormas FPI untuk rencananya tersebut.
Lihat:
Menhub Balas Kritik Soal Banjir LRT, Anies: Gak Usah Diperpanjang
"Tanyakan dia dukung jual saham bir atau tidak?" kata Anies balik kepada wartawan.
Sebelumnya, Gembong menilai Anies lamban dalam memprediksikan potensi banjir Jakarta. Dia lalu meminta Anies tidak menyalahkan pemerintah pusat atas banjir yang terjadi di kawasan Cawang.
Menurut Gembong, seharusnya Anies bisa berkoordinasi sedari awal dengan kontraktor atau penanggung jawab proyek LRT Jabodebek ketimbang lempar tanggung jawab. Komentar Gembong ini menanggapi Anies yang menuding banjir Cawang disebabkan oleh proyek nasional tersebut.
Baca:
Anies Dianggap Lamban Cegah Banjir Cawang
"Pak Anies, kan selalu teriak setelah kejadian," kata anggota Komisi A Bidang Pemerintahan yang juga Ketua Fraksi PDIP itu, Selasa, 9 April 2019. Kata Gembong lagi, "Ini kan akibat kegagalan mereka (pemda) maka dia (Anies) teriak kepada orang lain (pemerintah pusat). Jadi melempar tanggung jawab."