TEMPO.CO, Jakarta - Susi Haryati, 22 tahun, masih ingat betul dua wajah pria pencuri berbadan gempal yang datang ke rumah majikannya di RT 6 RW 3 Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, pada awal Desember 2019.
Baca juga: Konser Putih Bersatu, BMKG: Waspadai Hujan dan Angin Kencan
Seorang dari mereka mengenakan kemeja putih dan mengaku petugas dari dinas kebersihan. Sedangkan, yang satunya lagi mengenakan jaket serta topi hitam dengan lambang Garuda Pancasila yang tercantol di kepalanya.
Tanpa permisi keduanya nyelonong masuk melalui pagar rumah dan memanggil penghuni rumah. "Mereka mengaku dari instansi pemerintah mau membongkar tempat sampah di depan rumah," kata Susi saat ditemui di rumah majikannya, Jumat, 12 April 2019.
Kedua orang itu langsung masuk dan meminta Susi ikut denganya ke luar. Mereka menggiring Susi ke bak sampah berukuran 1x1 meter yang berada di luar rumah. "Katanya tidak boleh ada tempat sampah di depan rumah."
Pria berkulit hitam yang mengenakan kemeja putih itu terus mencari kesalahan pemilik rumah. Bahkan, Mereka meminta Susi mengambil sampah dari bak dan mengukur tempat sampah itu.
Selain itu, pencuri tersebut juga meminta agar Susi segera membongkar tempat sampah yang terbuat dari beton itu. Satu orang pencuri terus meminta agar Susi membersihkan sampah dan seorang lainnya mondar mandir di depannya sambil marah-marah.
"Mereka mau mengalihkan perhatian saya. Sebab saya mau melihat pagar rumah selalu dilarang," ucapnya.
Saat Susi terus diajak bicara, empat orang lainnya dari kawanan mereka masuk ke rumah. Saat itu, orang tua Melly, Katrin, yang ada di dalam tidak curiga jika mereka mau mencuri. Katrin, kata Susi, mengira bahwa empat orang yang masuk adalah petugas PLN. "Penglihatan Eyang Katrin sudah tidak bagus."
Beberapa saat kemudian, Melly kembali ke rumahnya setelah mengantar anaknya sekolah. Saat itu, Susi yang masih diajak bicara pelaku ingin membukakan pintu untuk majikannya. "Saya bilang itu ibu datang langsung bicara ke ibu saja," ucapnya.
Namun, begitu mobil Melly mulai mendekat, pelaku langsung teriak. "Oh Itu yang punya sudah pulang," ucap Susi menirukan teriakan pelaku.
Menurut Susi, teriakan pelaku itu menjadi kode kalau penghuni rumah sudah pulang. Empat orang langsung keluar rumah. "Ibu Melly sempat melihat mereka keluar. Tapi tidak curiga kalau mereka pencuri," ujarnya. "Seluruh perhiasan hilang."
Susi menuturkan, wajah mereka terlihat jelas di rekaman CCTV yang ada di seberang rumah majikannya. Dari pantauan CCTV pelaku yang berjumlah enam orang itu mempunyai ciri-ciri berbadan besar, kulit hitam dan mengenakan topi hitam. "Topinya ada lambang garuda seperti topi yang digunakan pegawai negeri."
Ia menuturkan pencurian tersebut sudah dilaporkan ke polisi, tetapi sampai sekarang belum ada yang ditangkap. "Saya juga resah. Sebab kan ada lagi yang dicuri dengan modus yang sama kemarin di depan rumah," ujarnya.
Pencurian dengan modus dan pelaku yang diduga sama masuk di depan rumah Melly pada Rabu,10 April 2019. Pencuri dengan jumlah enam orang yang mengaku petugas dinas kebersihan itu masuk ke rumah Fransiska, 42 tahun, warga RT7 RW3 Menteng Dalam.
Fransiska mengatakan modus pencuri itu masuk rumah dengan mempermasalahkan pot tanaman yang diletakan di depan rumah. "Dari rekaman CCTV pencurinya sama dengan yang masuk ke rumah Bu Melly," ujarnya. "Kami berharap polisi bisa menangkapnya."
Tetangga Melly, Subardi, 55 tahun, mengatakan pencuri memang selalu beraksi pada siang hari di kawasan rumahnya. Sebabnya, kawasan rumahnya merupakan kalangan pekerja. "Jadi kalau siang paling hanya dijaga pembantu," ujarnya.
Rumah Subardi yang berada tepat di samping rumah Melly, juga pernah dimasuki pencuri. Dua motornya hilang dicuri pada sore hari. "Pencuriannya sekitar jam empat sore."
Baca juga: Kampanye Akbar Jokowi, Tidak Semua Pintu Masuk GBK Dibuka Polisi
Menurut dia, pencuri telah memetakan rumah yang menjadi sasarannya. Sebabnya, pencuri masuk hampir di setiap rumah yang pemiliknya keluar. "Dua rumah di dekat saya kan dicuri pas ada pembantunya saja."