TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik menganggap berlebihan ihwal penangkapan stafnya atas dugaan politik uang alias serangan fajar.
Taufik merasa ada yang ingin menjatuhkan dirinya dan Gerindra menjelang pemilihan umum (pemilu) 2019.
Baca : Bawaslu Jakut Terus Kaji Dugaan Politik Uang Ketua Gerindra DKI
"Menurut saya genit saja sama Gerindra, lebay," kata Taufik saat dihubungi, Kamis, 18 April 2019.
Taufik tak mau berandai-andai siapa otak di balik penangkapan itu. Dia juga tak mendetail maksud kata 'genit' yang diucapkannya. Hanya saja, Taufik menduga, oposisi sudah meminta pihak terkait untuk mendesain penangkapan stafnya.
"Menurut saya ada yang mendesain. Pasti ada yang ngorder lah," ucap dia.
Sebelumnya, Polres Jakut menangkap anak buah Taufik bernama Charles Lubis atas dugaan kasus politik uang pada Senin, 15 April 2019. Polisi juga mengamankan 80 amplop putih yang masing-masing berisi uang Rp 500 ribu. Informasi yang beredar kemudian menyebutkan dugaan politik uang.
Polres Jakut kemudian memulangkan Charles setelah Bawaslu DKI mendatangi Polres Jakut pada Selasa, 16 April 2019. Kedatangan Bawaslu DKI merupakan bentuk supervisi dan meluruskan bagaimana seharusnya Bawaslu Jakut menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran pemilu.
Simak juga :
Tidak Terbukti Politik Uang, Caleg Gerindra Dipulangkan
Taufik merasa dirugikan atas kejadian ini. Dia menjelaskan, uang yang waktu itu diambil Charles dari mobil diperuntukkan membayar saksi tingkat RW. Dia pun menganggap tak masuk akal jika politik uang hanya dengan menyediakan 80 amplop.
"Kalau mau politik uang ya 20 ribu amplop. Enggak ada artinya 80 suara," ujar dia..