TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah orang tiba di kawasan Monumen Nasional atau Monas untuk mengikuti acara malam Gema Nisfu Syaban Syukur Kemenangan Capres-Cawapres Hasil Ijtima Ulama pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Jumat siang, 19 April 2019. Acara digagas oleh Alumni 212.
Baca juga: Hingga Pagi Ini, Monas Belum Izinkan Perayaan Kemenangan Prabowo
Salah satunya rombongan berjumlah lima orang asal Kedung Waringin, Tangerang, mendatangi kawasan Monas untuk mengikuti Nisfu Syaban. Namun, beberapa saat setelah tiba di Monas, mereka baru tahu kalau lokasi acara malam Misfu Syaban dialihkan ke rumah Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
"Di Monas banyak TNI. Ternyata acaranya dipindahkan ke Jalam Kertanegara. Jadi, kami mau jalan ke sana (Jalan Kertanegara)," kata Miko, salah satu anggota rombongan di kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.
Sebelum ke Kertanegara, Miko dan temannya memutuskan untuk salat Jumat dulu di Masjid Istiqlal. Miko memutuskan datang ke acara itu untuk berkumpul dengan para ulama.
Menurut dia, acara itu hanya pembacaan surat Yasin sebanyak tiga kali di malam Nisfu Syaban dan doa syukur yang diyakininya sebagai kemenangan Prabowo Subianto. "Saya tidak khawatir terjadi apa-apa, karena ini kan doa biasa saja,” ucapnya,
Amin, rekan Miko, mengatakan semestinya para calon presiden bisa meredam massanya untuk merayakan klaim kemenangan. "Tunggu hasil keputusan KPU yang sedang dihitung," ujarnya.
Menurut dia, adanya proses hitung cepat memang telah memperkeruh suasana. Sebab, di media sosial menjadi ajang klaim kemenangan pasangan calon presiden Joko Widodo karena dianggap menang versi hitung cepat. Sedangkan Prabowo mengklaim menang versi hitung mereka secara realtime.
Jika klaim kedua kubu tidak diantisipasi, ujar dia, bisa menimbulkan gejolak di masyarakat antara kedua kubu pendukung pasangan capres-cawapres.
Selain itu, kata dia, langkah Kelapa Polri Jenderal Tito Marnavian yang melarang kedua kubu merayakan kemenangan versi mereka. "Seharusnya elit politik bantu meredam massa. Sebab jika terjadi benturan akan merugikan kita."
Jika salah satu pihak merasa dicurangi, kata dia, mereka bisa melaporkan kejadian itu ke badan pengawas pemilu (Bawaslu). "Peran Bawaslu besar dalam proses ini untuk menindak kecurangan."
Baca juga: Libur Panjang Akhir Pekan, Ancol Gelar Atraksi Robot dan Musik 90
Nisfu Syaban adalah peringatan pada tanggal 15 bulan kedelapan (syaban) dari kalender Islam. Hari ini juga dikenal sebagai laylatul bara’ah atau layatul nisfe min shaban di dunia Arab.