TEMPO.CO, Bekasi - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bekasi menyebut sedikitnya tiga orang petugas penyelenggara pemilu 2019 di TPS meninggal diduga akibat kelelahan.
"Satu petugas masih dirawat akibat terjatuh ketika membongkar tenda TPS," kata Komisioner KPU Kabupaten Bekasi Dani Wahap pada Rabu, 24 April 2019.
Baca: KPU Targetkan Santuni Petugas KPPS Meninggal Dalam 10 Hari
Berdasarkan pendataan KPU, ketiga petugas TPS yang meninggal diantaranya Anggota PPS Desa Kerta Rahayu Kecamatan Setu, Boris. Dia meninggal dunia sehari menjelang proses pemungutan suara ketika mempersiapkan pencoblosan di TPS.
Sedangkan, Ketua KPPS 053 Desa Simpangan Kecamatan Cikarang Utara Budi dan Petugas Langsung (Pamsung) di TPS 026 Desa Lubang Buaya Kecamatan Setu Ramdani meninggal usai pemilihan pada 17 April lalu.
Adapun petugas yang mengalami luka berat akibat terjatuh ketika membongkar tenda usai pencoblosan yaitu Roni, anggota KPPS TPS 112 Kelurahan Bahagia Kecamatan Babelan.
Baca: Petugas KPPS Meninggal Bertambah di Bekasi, Korban Jadi 4 Orang
Dani mengatakan lembaganya telah melaporkan para petugas TPS yang meninggal maupun sakit kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan KPU RI untuk diberikan penghargaan maupun santunan. Sebab, mereka adalah pahlawan demokrasi yang berjuang demi terlaksananya pemilu serentak tahun ini.
Menurut Dani, penyelenggaraan Pemilu 2019 secara serentak ini memang memakan cukup banyak tenaga. Sebab, rata-rata proses penyelesaian penghitungan suara hingga dini hari bahkan menjelang pagi. "Pemilu serentak dengan lima surat suara ini memakan durasi lebih panjang," kata dia.
Dengan banyaknya petugas TPS yang meninggal, Dani menilai KPU RI telah memiliki gambaran evaluasi pada pesta demokrasi tersebut. "Kami di KPU Kabupaten Bekasi hanya sebagai pelaksana saja, tapi kami memberikan masukan-masukan sebagai bahan evaluasi," ujarnya.