TEMPO.CO, Bogor -Kengerian yang menjalar dalam peristiwa banjir luapan sungai Cikeas, diceritakan kembali warga di RT 01/02 Kelurahan Nanggewer, Cibinong, Kabupaten Bogor.
“Pak air naik, air naik,” teriak Yarti, 51 tahun warga Kelurahan Nanggewer, Cibinong, Kabupaten Bogor membangunkan suaminya yang sedang terlelap saat aliran sungai Cikeas mulai meninggi.
Baca : Puluhan Korban Banjir di Pengadegan Belum Dapat Bantuan Makanan
Pada Kamis 25 April 2019 dini hari sekitar pukul 00.00, aliran sungai Cikeas menunjukan sikap yang tak biasa. Alirannya liar menderas turun dari daerah tinggi di Bogor. Dinding sungai setinggi kurang lebih 10 meter, dilewati dan menghantam beberapa rumah yang berada diatasnya.
Sedikitnya sembilan rumah di RT01/02 kelurahan setempat rata dengan tanah akibat amukan sungai tersebut.
Pasangan suami istri Triono (55) dan Yarti menjadi salah satu korbannya. Meski rumahnya masih berdiri kokoh, namun barang-barang elektronik dan surat berharga yang ada didalam rumah terendam air bercampur lumpur.
Sembilan rumah rusak dihantam banjir Sungai Cikeas di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat 26 April 2019. TEMPO/ADE RIDWAN
“Selama kurang lebih sepuluh tahun tinggal disini, baru ini ngeliat kondisi begini,” kata Triono sembari menyelamatkan barang miliknya yang tersisa, Jumat 26 April 2019.
Masih terekam dalam ingatan Triono, bagaimana air meluluh lantah kan rumah rumah yang berada persis disamping rumahnya.
Baca juga :
Banjir Kiriman dari Bogor Ancam Bekasi, Air Dibawa Sungai Cikeas
“Awalnya air masuk ke rumah setinggi mata kaki, selang beberapa menit air langsung tinggi, dan saat itu juga tetangga pada lari menyelamatkan diri,” kata Triono.
Triono melihat jelas, satu-persatu bangunan rumah ambruk dan hanya menyisakan lantai bangunan. Bukan hanya itu, seluruh barang termasuk kendaraan ikut terseret aliran air.
“Motor, barang rumah tangga, semua ikut hanyut,” kata Triono.
Diketahui, selain di Kelurahan Nanggewer beberapa kejadian akibat luapan sungai juga terjadi di beberapa kecamatan se Kabupaten Bogor. Pantauan Tempo sedikitnya ada empat kecamatan yang terdampak diantaranya Kecamatan Ciampea, Leuwiliang, Leuwisadeng, dan Cigudeg.
Sebelumnya, tinggi muka air di bendung Katulampa sempat mencapai 250 centimeter pada Kamis 25 April 2019 pukul 22.50 WIB dengan kondisi cuaca hujan.
"Kami telah menetapkan status siaga 1 tertinggi, air mencapai 250 centimeter," kata Kepala Jaga Bendung Katulampa, Andi Sudirman, Kamis 25 April 2019 malam.
Andi menambahkan, ada sekitar 629 ribu liter perdetik air Sungai Ciliwung yang melintas di Bendung Katulampa menuju Jakarta.
Simak juga :
Sungai Cikeas Meluap, Banjir 1,3 Meter Rendam 6 Perumahan
Kondisi ini disebabkan hujan deras yang mengguyur kawasa hulu (Puncak) sejak petang tadi. Ia pun mengimbau agar masyarakat di bantaran Sungai Ciliwung untuk mewaspadai ketinggian air.
Selain sungai Ciliwung, sungai Cikeas pun mengalami hal yang sama.
Ketua Komunitas Peduli Sungai Ciliwung Cikeas (KP2C) Puarman mengatakan, pada waktu yang hampir bersamaan, Tinggi Muka Air (TMA) di hulu sungai Cikeas sudah mencapai diatas 500 cm alias banjir. “Batas normal sungai cikeas TMA setinggi 200 cm, dengan kenaikan ini kami telah menetapkan siaga 1,” kata Puarman.