TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 100 ribu tiket single trip MRT Jakarta tidak dikembalikan oleh penumpang Ratangga pada sebulan pertama beroperasi komersial pada April 2019.
Baca: Penumpang MRT Lampaui Target, Tembus 82 Ribu di Bulan April
Corporate Secretary MRT Jakarta Kamaluddin mengatakan kartu single trip tersebut tidak dikembalikan karena sebagian penumpang ingin mengoleksinya sebagai souvenir moda transportasi anyar ini.
"Yang tidak direfund memang cukup banyak. Tapi kami tidak akan kekurangan," kata Kamaludin saat ditemui di Hotel Neo, Jakarta Selatan, 29 April 2019.
Kamaluddin menuturkan pada tahap pertama MRT Jakarta menyiapkan 490 ribu tiket single trip. Tiket tersebut dijual Rp 15 ribu untuk sekali perjalanan dan bisa dikembalikan di setiap stasiun.
Harga tiket MRT tersebut belum termasuk tarif perjalanan. "Masa pengembalian tujuh hari dari tanggal keberangkatan."
Berdasarkan catatan MRT, saban hari ada sekitar 30 persen pengguna tiket single trip. Sedangkan sisanya menggunakan uang elektronik dari berbagai jenis bank.
Selama April ini, rata-rata jumlah penumpang mencapai 82 ribu per hari.
Baca: MRT Jakarta Operasikan 16 Rangkaian Kereta Ratangga Mulai Mei
MRT Jakarta, kata dia, bakal menambah lagi jumlah tiket single trip sebanyak 300-400 lembar untuk mengantisipasi lonjakan penumpang. Sebab mulai awal Mei 2019, MRT bakal mengoperasikan 14 rangkaian kereta dan dua rangkaian dipersiapkan sebagai kereta cadangan. "Selama ramadan kami perkirakan juga jumlah penumpang. Karena banyak warga dari luar datang ke Jakarta," ucapnya.