Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

May Day, Buruh Merangsek Hendak ke Istana, Polisi Mengadang

Reporter

Editor

Ali Anwar

Massa buruh yang ingin menuju Istana Negara berhadap-hadapan dengan petugas kepolisian saat May Day, Rabu, 1 Mei 2019. Mereka bermaksud menyampaikan aspirasi secara langsung kepada Presiden Joko Widodo. TEMPO/Imam Hamdi
Massa buruh yang ingin menuju Istana Negara berhadap-hadapan dengan petugas kepolisian saat May Day, Rabu, 1 Mei 2019. Mereka bermaksud menyampaikan aspirasi secara langsung kepada Presiden Joko Widodo. TEMPO/Imam Hamdi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Buruh atau May Day di Jakarta sempat memanas. Kericuhan terjadi antara massa buruh yang merangsek untuk menuju Istana Negara di kawasan Tosari, Jakarta Pusat, Rabu, 1 Mei 2019. Kericuhan terjadi lantaran polisi tetap menahan massa yang ingin melewati Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Negara.

Baca juga: May Day, Prabowo Disambut Yel-yel Presiden

Pantauan Tempo buruh terus mendorong polisi untuk merangsek menuju Bundaran HI. Polisi dengan tameng terus mempertahankan massa agar tidak masuk ke barikade mereka. Sejumlah pagar pembatas besi di separator Jalan Transjakarta roboh karena terdorong massa.

Aksi saling dorong tersebut hanya terjadi beberapa menit. Koordinator massa langsung membendung massa yang mulai merangsek masuk.

Melalui pengeras suara, koordinator meminta massa buruh tidak terpancing dan membuat kerusuhan. Menurut dia, koordinator aksi telah mengirim utusan untuk berkomunikasi dengan polisi agar dibolehkan menuju Istana Negara.

"Saat ini sudah 25 menit tim bernegosiasi, kita tunggu hasilnya."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketua Umum KPBI Ilham Sah mengatakan bakal tetap jalan menuju Istana Negara untuk menyampaikan aspiasi di May Day 2019. "Polisi masih menghalangi. Kami akan tetap jalan," kata Ilham saat ditemui.

Ia menuturkan telah berusaha berkoordinasi kepada pihak kepolisian agar dibolehkan jalan melewati Bundaran Hotel Indonesia untuk menuju Istana Negara. Menurut dia, semestinya polisi tidak boleh menghadang massa aksi untuk menuju Istana. "Kami akan melakukan aksi damai," ucapnya.

Ilham menyatakan tidak mau memperingati May Day di Senayan seperti arahan petugas karena ingin langsung bertemu presiden Joko Widodo. Menurut dia, Istana merupakan simbol tertinggi dalam membuat kebijakan. "Ini malah kami dihambat."

Baca juga: May Day, Buruh Tunggu Jokowi di Patung Kuda

Ia menuturkan bakal menyampaikan aspirasi melalui May Day terkait dengan perlindungan negara terhadap kaum buruh dan kebebasan berserikat. "Kami juga menuntut upah layak dan diperlakukan manusiawi."

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Pemerintah Sebut Penambangan Pasir Laut demi Kebutuhan Reklamasi dalam Negeri, Pengamat: Faktanya Eksploitasi Masif

30 menit lalu

Ilustrasi pengerukan pasir laut. Shutterstock
Pemerintah Sebut Penambangan Pasir Laut demi Kebutuhan Reklamasi dalam Negeri, Pengamat: Faktanya Eksploitasi Masif

Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman kembali menanggapi soal kebijakan pemerintah membuka kembali keran ekspor pasir laut. Dia menepis klaim pemerintah bahwa penambangan hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur dan reklamasi dalam negeri.


Terpopuler: Bikin Ulah KAI Bisa Turunkan Penumpang, PNS Pria Boleh Poligami PNS Perempuan Tak Boleh Jadi Istri Kedua

1 jam lalu

Pemudik menaiki kereta Jayakarta jurusan Surabaya Gubeng di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu, 15 April 2023. Sebanyak 23.000 pemudik berangkat menuju ke berbagai daerah di Pulau Jawa, mereka diangkut menggunakan 32 kereta api yang tersedia di Stasiun Pasar Senen. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Terpopuler: Bikin Ulah KAI Bisa Turunkan Penumpang, PNS Pria Boleh Poligami PNS Perempuan Tak Boleh Jadi Istri Kedua

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI bisa menurunkan penumpang kereta api yang berbuat ulah, seperti tidak turun di stasiun tujuan.


Relawan Ganjar Pranowo Dukung Budi Gunawan Jadi Cawapres

1 jam lalu

Kepala BIN Budi Gunawan.
Relawan Ganjar Pranowo Dukung Budi Gunawan Jadi Cawapres

Nama Kepala BIN Budi Gunawan mencuat sebagai salah satu Cawapres Ganjar Pranowo. Dekat dengan PDIP.


Ribuan Massa Pendukung Jokowi, Deklarasi Dukung Ganjar Pranowo Hari Ini

11 jam lalu

Massa pedukung Jokowi deklarasikan dukung Ganjar Pranowo di Basket Hall, Senayan, Jakarta, Sabtu 3 Juni 2023. TEMPO/Ade Ridwan Yandwiputra
Ribuan Massa Pendukung Jokowi, Deklarasi Dukung Ganjar Pranowo Hari Ini

Relawan pendukung Jokowi tak mempermasalahkan siapa pun pendamping Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.


Johnny G. Plate Jadi Tersangka Kasus Korupsi Pembangunan BTS, Begini Detail Proyeknya

13 jam lalu

Kejaksaan Agung menetapkan tujuh tersangka korupsi proyek pembangunan menara internet base transceiver station (BTS) 4G. Salah satunya Menkominfo Johnny Plate.
Johnny G. Plate Jadi Tersangka Kasus Korupsi Pembangunan BTS, Begini Detail Proyeknya

Proyek BTS yang menjerat Johnny G. Plate berawal dari instruksi Presiden Jokowi. Bermasalah sejak awal.


Terkini: Penambangan Pasir Laut Ilegal di Tanah Air, KAI Catat Terjadi Lonjakan Penumpang Selama Libur Panjang

13 jam lalu

Ilustrasi pengerukan pasir laut. Shutterstock
Terkini: Penambangan Pasir Laut Ilegal di Tanah Air, KAI Catat Terjadi Lonjakan Penumpang Selama Libur Panjang

Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia Moh Abdi Suhufan mengungkapkan penambangan pasir laut ilegal di Tanah Air.


Pemerintah Klaim Pasir Laut yang Diekspor Hanya Sedimentasi, Pengamat: Bertentangan dengan Hasil Riset Ilmiah

14 jam lalu

Ilustrasi pengerukan pasir laut. Shutterstock
Pemerintah Klaim Pasir Laut yang Diekspor Hanya Sedimentasi, Pengamat: Bertentangan dengan Hasil Riset Ilmiah

Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia Moh Abdi Suhufan buka suara soal klaim pemerintah bahwa pasir laut yang diekspor hanya berupa hasil sedimentasi. Ia berujar hal itu tidak sesuai dengan hasil riset ilmiah.


Ganjar Pranowo Sebut PDIP dan PAN Tak Hanya Sepakat Soal Pilpres

15 jam lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kedua kanan), Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani (kedua kiri), Bakal Calon Presiden PDI Perjuangan Ganjar Pranowo (Kanan), dan Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno (kiri) saat melakukan pertemua di kantor DPP PDI Perjuangan, Jumat, 2 Juni 2023. Kunjungan Partai Amanat Nasional (PAN) ke PDI Perjuangan sebagai bentuk silahturahmi dan kerja sama partai politik seperti membahas penjajakan kerja sama koalisi Pilpres 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Ganjar Pranowo Sebut PDIP dan PAN Tak Hanya Sepakat Soal Pilpres

Ganjar Pranowo membeberkan hasil pertemuan antara PDIP dan PAN kemarin.


Penambangan Pasir Laut Ilegal Sudah Terjadi di Banyak Tempat, DFW: Ada Ekspor ke Sebuah Negara di Asia dari Natuna

15 jam lalu

Ilustrasi pengerukan pasir laut. Shutterstock
Penambangan Pasir Laut Ilegal Sudah Terjadi di Banyak Tempat, DFW: Ada Ekspor ke Sebuah Negara di Asia dari Natuna

Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Moh Abdi Suhufan mengungkapkan penambangan pasir laut ilegal di sejumlah wilayah Tana Air.


Safari Politik, Ganjar Pranowo Kunjungi Pondok Pesantren Buntet di Cirebon

15 jam lalu

Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo (kiri) bersama Pengasuh Pondok Pesantren Buntet, Cirebon, Jawa Barat, KH. Adib Rofi'uddin (kanan) di kediaman Kiai Adib, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (3/6/2023). ANTARA/Putu Indah Savitri.
Safari Politik, Ganjar Pranowo Kunjungi Pondok Pesantren Buntet di Cirebon

Ganjar Pranowo mendapatkan wejangan dari pimpinan Pondok Pesantren Buntet, Cirebon, Jawa Barat