TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bahwa pemerintah daerah tetap menjalankan program pengendalian banjir Jakarta itu. Dia pun mengklaim proyek naturalisasi sungai bakal selesai diharap pada akhir tahun ini.
Lihat: Banjir di Jakarta, Warga Bidara Cina Minta Pompa Penyedot Diganti .
"Naturalisasi dijalankan. Bahkan, 2019 nanti kita sudah liat jadi hasilnya. Akhir tahun ini Insya Allah sudah selesai," kata Anies seusai upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, hari ini, Kamis, 2 Mei 2019.
Gubernur Anies tak menjelaskan secara rinci bagaimana pencapaian janji penuntasan proyek naturalisasi sungai itu, seperti pembebasan lahan yang terus menjadi kendala sejak akhir 2017. Dia tak menyebut lokasi sungai dan anggaran yang dibutuhkan, termasuk kerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai penggarap proyek perbaikan sungai tersebut.
Banjir Jakarta terjadi lagi pada Jumat pagi, 26 April 2019. Curah hujan yang tinggi di wilayah Bogor sejak 24 April 2019 malam ditenggarai sebagai peneybab banjir di DKI. Banjir Jakarta kali ini bahkan menyebabkan dua orang meninggal dan ribuan warga mengungsi.
Anies menyampaikan bahwa ada tiga program lain untuk pengendalian banjir Jakarta. Menurut dia, banjir salah satunya karena air datang dari hulu sehingga harus lebih banyak membangun lebih banyak kolam-kolam retensi dan waduk. "Sehingga air dari hulu bergerak ke Jakarta lebih terkontrol."
Baca: Soal Banjir Jakarta, Menteri PUPR: Biarkan Gubernur Bekerja
Penyebab banjir kedua, dia meneruskan, karena meningkatnya permukaan air laut. Masalah ini dapat diatasi dengan melanjutkan pembangunan tanggul di pesisir Jakarta. Sedangkan penyebab ketiga adalah hujan di dalam kota. Penanganannya dengan membangun drainase vertikal agar air hujan terserap ke dalam tanah.
"Wilayah-wilayah yang tanah-tanahnya itu mampu menyerap air, di situ kami akan bangun program drainase vertikal," ujar Anies menegenai penanganan banjir Jakarta.